Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stimulus AS Cair, Wall Street Kembali Sentuh Rekor

indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melonjak 1,05 persen, sedangkan indek Nasdaq Comositu melonjak 2,52 persen dan indeks S&P 500 menguat 1,04 persen.
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman
Lambang Nasdaq Market Site di Times Square, New York/ Bloomberg - Demetrius Freeman

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup melonjak ke level tertinggi sepanjang masa pada Kamis (11/3/2021), didorong oleh reli saham sektor teknologi di saat investor mengincar suntikan stimulus senilai US$1,9 triliun.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melonjak 1,05 persen, sedangkan indek Nasdaq Comositu melonjak 2,52 persen dan indeks S&P 500 menguat 1,04 persen.

Indeks S&P 500 merebut kembali rekor tertinggi di tengah reli yang dipimpin oleh saham teknologi dan konsumen. Produsen chip menambah  penguatan sektor teknologi.

Saham. Twitter Inc. melonjak 5,7 persen, sementara Tesla Inc. melanjutkan pemulihannya. Raksasa e-commerce Korea Coupang Inc. melonjak 41 persen pada hari penawaran saham perdana (initial public offering/IPO).

Imbal hasil obligasi Treasury AS 10 tahun menghentikan kenaikan. Klaim pengangguran turun lebih dari perkiraan, menandakan kembalinya momentum pasar setelah penandatanganan RUU stimulus Covid-19 oleh Presiden AS Joe Biden.

“Pemerintah AS telah menyelipkan sedikit bahan bakar ekstra ke pasar saham dengan stimulus mereka." Kata presiden pasar global di TIAA Bank Chris Gaffney, seperti dikutip Bloomberg.

“Kami menuju ke level tertinggi baru karena uang stimulus yang dikeluarkan ini berbasis lebih luas daripada program stimulus gelombang pertama,” lanjutnya.

Aset berisiko melanjutkan reli penguatan, didorong oleh perluasan program vaksinasi di seluruh dunia. Sementara itu, AS diperkirakan mencatat pertumbuhan ekonomi terbesar sejak 1980-an.

Kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi akan memberikan dorongan terhadap inflasi mereda setelah laporan indeks harga konsumen yang lebih lemah dari perkiraan pada hari Rabu. Sementara itu, laporan klaim pengangguran hari Kamis menunjukkan banyak kelonggaran di pasar tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper