Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CEO INA Bocorkan Sektor yang Dapat Aliran Investasi SWF Paling Besar

Aliran investsi jumbo siap mengalir ke beberapa proyek pascaberoperasinya Indonesia Investment Authority atau INA.
Sebelum ke UEA dan Arab Saudi, Menko Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, untuk meminta dukungan bagi pembentukan SWF Indonesia. /ANTAR
Sebelum ke UEA dan Arab Saudi, Menko Luhut dan Menteri BUMN Erick Thohir juga melakukan kunjungan kerja ke Tokyo, Jepang, untuk meminta dukungan bagi pembentukan SWF Indonesia. /ANTAR

Bisnis.com, JAKARTA - Infrastruktur diproyeksi akan menjadi sektor yang mendapatkan aliran investasi paling besar di tahun pertama Indonesia Investment Authority atau INA beroperasi.

CEO INA Ridha DM Wirakusumah mengatakan bahwa dalam permulaan beroperasinya INA mungkin sektor infrastruktur akan mendapatkan porsi investasi terbanyak.

Menurut Ridha, hal itu wajar mengingat sektor infrastruktur membutuhkan modal jumbo dan sektor itu meliputi jalan tol, bandara, pelabuhan, hingga infrastruktur digital yang dinilai harus dikembangkan dengan cepat.

Apalagi, lanjut dia, sektor infrastruktur memiliki multiplier effect sehingga pengembangan sektor itu dapat membantu akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Beberapa deal yang masuk emang masih 100 persen terkait infrastruktur, tapi saya yakin berjalannya waktu akan besar juga masuk ke sektor healthcare hingga banyak sektor yang terkait ESG, termasuk geothermal,” ujar Ridha saat acara Mandiri Investasi Market Outlook 2021, Rabu (10/3/2021).

Dia menuturkan dalam jangka panjang kebutuhan dana pengembangan infrastruktur di Indonesia diperkirakan mencapai US$460 miliar atau setara Rp6.633 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Rabu (10/3/2021) Rp14.421 per dolar AS.

Pemerintah hanya dapat menyediakan US$215 miliar, sehingga menyisakan jarak pendanaan hingga US$245 miliar. Dengan demikian, peluang dana masuk ke sektor itu pun lebih besar.

Setidaknya saat ini terdapat 34 aset jalan tol, 4 proyek bandara, dan 4 proyek pelabuhan yang akan ditawarkan INA. Lebih rinci, proyek jalan tol tersebut terdiri atas 14 proyek tol milik PT Waskita Karya Tbk. (WSKT), 15 tol PT Jasa Marga Tbk. (JSMR), dan 5 tol milik PT Hutama Karya.

Adapun, selain sektor infrastruktur termasuk infrastruktur digital, fokus utama INA dalam jangka pendek adalah sektor logistik, healthcare, energi baru terbarukan, waste management, konsumer, teknologi, hingga pariwisata.

Di sisi lain, Ridha mengharapkan dapat menghasilkan sebuah kesepakatan investasi dalam tahun pertama INA beroperasi.

Dia mengaku selain mengembangkan sisi legal dari investasi, pihaknya telah melakukan sejumlah diskusi untuk beberapa prospek investasi.

“Ada beberapa yang sudah masuk ke tahap terms discussion. Tahun ini kami berharap tidak hanya melakukan roadshow, tetapi sudah bisa menghasilkan deal,” ujar Ridha.

Ridha juga mengaku optimistis dapat memenuhi target Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan dana hingga US$20 juta.

“Modal untuk INA sebesar US$5 juta yang sudah masuk seharusnya dapat menjadi pancingan dan dapat menarik US$15 miliar lainnya atau mungkin lebih besar lagi, karena kalau SWF banyak modelnya,” papar Ridha.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Finna U. Ulfah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper