Bisnis.com, JAKARTA -- Kabar dari emiten dan pelaku pasar menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Selasa (9/3/2021), beberapa emiten batu bara kini mulai bisnis baru yaitu pembangkit listrik.
Selain itu, mendukung lembaga pemerintah yang baru, JSMR tawarkan 9 ruas tol pada INA, hingga YELO rambah bisnis baru dengan akan menjadi penyedia internet dan ARNA targetkan kenaikan laba bersih pada tahun ini.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar emiten di Indonesia:
1. ARNA Bidik Kenaikan 30 Persen
Emiten keramik PT Arwana Citramulia Tbk. (IRNA) menargetkan laba bersih pada 2021 tumbuh 30 persen menjadi Rp420 miliar. Hal ini didorong oleh efisiensi bahan baku dan energi, strategi produk mix yang memperbaiki harga jual rata-rata, peningkatan jumlah pelanggan, serta kebijakan penurunan harga gas industri keramik. Pada 2020, ARNA mengantongi kenaikan laba bersih 49,87 persen yoy menjadi Rp323,01 miliar.
2. JSMR Tawarkan 9 Ruas Tol
PT Jasa Marga (Persero) Tbk menawarkan 9 ruas jalan tol kepada Indonesia Investment Authority (INA) sebagai strategi recycling asset. JSMR saat ini tercatat memiliki 21 anak usaha pemegang konsesi jalan tol yang seluruhnya diklaim siap untuk dilakukan asset recycle. Dua faktor yang diperhitungkan dalam seleksi ialah ia bebas dari risiko pembebasan lahan dan risiko konstruksi. Sementara risiko tarif dinilai terukur karena disesuaikan setiap dua tahun, dan risiko trafik berpotensi pulih pasca pandemi.
3. YELO Rambah Bisnis Baru
Emiten jasa alat teknologi, PT Yelooo Integra Datanet Tbk. atau Passpod akan menjelma menjadi perusahaan penyedia solusi akses mobile internet di Indonesia setelah menandatangani kontrak dengan PT Abdi Harapan Unggul (AHU) senilai Rp100 miliar. Dirut Yelooo Integra Weey Suwanto menjelaskan dia mengambil peluang kebutuhan terhadap akses internet yang cepat dan diandalkan yang makin meningkat, serta masih banyak lokasi yang belum terjangkau oleh internet yang memadai.
4. Diversivikasi INDY Jalan Terus
Diversivikasi masih menjadi napas pengembangan usaha PT Indika Energy Tbk. (INDY) pada 2021. Perseroan kian serius mendalami ceruk bisnis pembangkit listrik lewat kemitraan dengan Forth Partner Energy. Emiten ini pun agresif menggulirkan aksi korporasi untuk merealisasikan target mengatrol kontribusi pendapatan nonbatu bara dari kisaran 23-25 persen menjadi 50 persen.
5. ADRO Merintis Proyek PLTS
PT Adaro Energy Tbk. melalui entitas usahanya PT Adaro Indonesia terus mengembangkan bisnis energi terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), salah satunya di wilayah Kalimantan Selatan. Selain itu ADRO juga telah mengekspor batu bara yang lebih ramah lingkungan ke sejumlah negara. Batu bara ini memiliki kandungan polutan, sulfur, dan abu yang rendah.