Bisnis.com, JAKARTA - Kabar dari sejumlah sektor ekonomi yang menjadi sorotan harian Bisnis Indonesia edisi hari ini, Selasa (2/3/2021), indikator ekonomi di sektor riil yang merunduk lesu pada Februari 2021.
Kemudian berita mulai berlakunya pemangkasan pajak kendaraan mewah mobil (PPnBM) hingga kinerja positif reksa dana sepanjang Februari 2021.
Berikut beberapa rincian isu-isu terkini seputar perekonomian di Indonesia:
- Menguji Taji Manufaktur
Indikator ekonomi di sektor riil pada Februari ini merunduk lesu setelah 4 bulan sebelumnya berada di posisi terjungkit. Berdasarkan Purchasing Managers Index (PMI) yang dirilis IHS Markit, manufaktur Indonesia sepanjang Februari 2021 tercatat 50,9 lebih rendah dibandingkan Januari yang berada pada posisi 52,2. Situasi ini dinilai anomali, karena biasanya PMI manufaktur Indonesia pada Februari selalu memperlihatkan tren kenaikan, walaupun kini masih berada di level ekspansif. Salah satu penyebab penurunan diperkirakan karena konsumsi masyarakat yang belum pulih.
- Sensitif Harga Pemangkasan PPnBM
Diskon pajak untuk kendaraan bermotor mobil (PPnBM) per 1 Maret 2021 sudah menjadi nyata. Kebijakan ini pun dilakukan bertahap hingga Desember 2021. Akselerasi pasar pun kemudian juga didorong dengan kredit pembelian kendaraan bermotor melalui pengaturan DP 0 persen serta penurunan aktiva tertimbang menurut risiko kredit.
- Mayoritas Moncer, Obligasi Koreksi
Mayoritas jenis reksa dana membukukan kinerja positif sepanjang Februari 2021, hanya jenis pendapatan tetap yang mencatat penurunan. Berdasarkan data Infovesta Utama, reksa dana saham yang digambarkan dalam Infovesta 90 Equity Fund Index menjadi jawara dengan imbal hasil 3,90 persen secara bulanan untuk periode 29 Januari hingga 26 Februari 2021. Kinerja reksa dana saham terdongkrak IHSG yang berhasil rebound 6,47 persen.
- Ketaatan Pajak Korporasi Memble
Berbagai relaksasi fiskal dan pelonggaran penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) tidak berdampak signifikan terhadap rasio kepatuhan formal wajib pajak badan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, dari 1,48 juta perusahaan wajib pajak, hanya 60,17 persen yang memenuhi rasio kepatuhan. Di mana angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya 65,32 persen.
- Emisi Obligasi Dibatasi
Emisi obligasi daerah di China akan lebih sepi, setelah pemerintahannya merancang konsep untuk menekan defisit fiskal menjadi 3 persen dari PDB yang selama pandemi Covid-19 tenggelam cukup dalam. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk menjaga tingkat rasio utang terhadap produk domestik bruto.