Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Japfa (JPFA) Tergerus 48,2 Persen pada 2020, Berapa EPS-nya?

Pendapatan JPFA turun 4,9 persen menjadi Rp36,96 triliun pada 2020 dari 2019, sedangkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tergerus menjadi Rp916,7 miliar.
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com
Kantor Japfa Comfeed/Ilustrasi-shareinv.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten unggas PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang 2020. Laba bersih perusahaan pun turut tergerus.

Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2021, pendapatan emiten bersandi JPFA tersebut sebesar Rp36,96 triliun, turun 4,9 persen dari periode 2019 yang sebesar Rp38,87 triliun.

Dari sisi beban, sebenarnya beban perseroan tidak terlalu berbeda dengan periode sebelumnya. Namun, tercatat beban umum dan administrasi sedikit meningkat menjadi Rp3,24 triliun dari periode 2019 yang sebesar Rp3,17 triliun.

Beban lainnya juga meningkat dari Rp167,7 miliar menjadi Rp236,68 miliar pada 2020. Selain itu, pendapatan lainnya menurun menjadi Rp109,46 miliar, padahal pada 2019, emiten unggas ini dapat mencapai Rp158,4 miliar.

Dengan demikian, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun tergerus menjadi Rp916,7 miliar turun 48,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,765 triliun.

Bahkan laba jenis ini turun berturut-turut sejak 2018, pada 2018 JPFA bisa mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp2,16 triliun.

Earning per share (EPS) atau laba per saham dasar yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun turut tergerus menjadi Rp79 per lembarnya, dari periode 2019 yang dapat mencapai Rp151 per lembarnya dan pada 2018 Rp187 per lembarnya.

Dari sisi total aset mencapai Rp25,95 triliun turun tipis dari periode 2019 yang sebesar Rp26,65 triliun. Dengan rincian, aset tidak lancar Rp14,2 triliun dan aset lancar sebesar Rp11,7 triliun.

Dari sisi liabilitas, totalnya pada 2020 mencapai Rp14,53 triliun turun tipis dari kondisi 2019 yang sebesar Rp14,75 triliun. Sementara, liabilitas jangka panjangnya sebesar Rp8,53 triliun dan liabilitas jangka pendek sebesar Rp6 triliun.

Sementara itu, total ekuitasnya sebesar Rp11,41 triliun, turun tipis dari periode 2019 yang sebesar Rp11,89 triliun. Adapun, kondisi kantong alias kas dan setara kas perseroan mencapai Rp1,33 triliun, naik dari posisi 2019 yang sebesar Rp1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper