Bisnis.com, JAKARTA - PT Tunas Ridean Tbk. (TURI) mencatatkan penurunan kinerja pada 2020 seiring dengan merosotnya penjualan otomotif.
Pada 2020, TURI mencatatkan pendapatan bersih Rp8,3 triliun, turun 36 persen dari tahun sebelumnya Rp13 triliun. Adapun, laba bersih anjlok 93 persen menjadi Rp42,8 miliar dibandingkan Rp583 miliar pada 2019.
Direktur Utama Tunas Ridean Rico Setiawan menyampaikan laba TURI dari bisnis otomotif menurun 48 persen menjadi Rp167,3 miliar karena terjadinya penurunan penjualan. Pasar mobil nasional turun 48 persen menjadi 532.027 unit, sementara penjualan mobil TURI turun 45 persen menjadi 24.057 unit.
"Sementara itu, pasar nasional perdagangan motor menurun 44 persem menjadi 3,7 juta unit. Penjualan sepeda motor Tunas Ridean, yang terutama berlokasi di Sumatra, turun 43 persen menjadi 138.328 unit selama tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2020," paparnya dalam siaran pers, Jumat (26/2/2021).
Kontribusi laba dari bisnis rental juga turun 56 persen menjadi Rp22,5 miliar, terutama disebabkan oleh keuntungan yang lebih rendah dari penjualan armada dan menurunnya unit dalam kontrak. Jumlah armada rental turun menjadi 7.189 unit karena beberapa kontrak sewa telah mencapai jangka waktu berakhirnya.
Perusahaan asosiasi yang 49 persen sahamnya dimiliki TURI, Mandiri Tunas Finance, memberikan kontribusi rugi sebesar Rp147 miliar dibanding tahun sebelumnya laba Rp208,2 miliar. Hal itu terutama disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang lebih rendah sebagai akibat dari kebijakan restrukturisasi pinjaman, penurunan pinjaman baru dan peningkatan penyisihan. Jumlah pembiayaan baru turun 42 persen menjadi Rp16,7 triliun.
Tunas Ridean mencapai posisi surplus kas sebesar Rp86,5 miliar pada tanggal 31 Desember 2020 dibandingkan dengan posisi pinjaman bersih sebesar Rp791,2 miliar pada akhir tahun 2019 yang disebabkan oleh tindakan untuk perbaikan modal kerja dan pengamanan kas untuk memitigasi dampak dari pandemik.
Rico menyampaikan pandangan untuk tahun 2021 masih dibayangi dengan kondisi ketidakpastian dengan adanya hambatan dalam pemulihan ekonomi yang kemungkinan besar akan dihadapai karena adanya pandemi yang masih berlangsung.