Bisnis.com, JAKARTA – Tekanan pada pasar obligasi domestik membayangi lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara pada Selasa (23/2/2021) besok.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, hasil penawaran pada lelang sukuk negara besok diperkirakan berada di kisaran Rp20 triliun.
Menurutnya, catatan tersebut terbilang cukup baik di tengah tekanan pada pasar obligasi Indonesia. Hal tersebut terlihat dari pelemahan tingkat imbal hasil (yield) obligasi Indonesia selama beberapa pekan terakhir.
Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil obligasi Indonesia dengan tenor 10 tahun adalah sebesar 6,725 persen. Angka tersebut menunjukkan pelemahan sebesar 44,1 basis poin selama sepekan belakangan.
Prospek lelang sukuk besok juga dibayangi oleh tingginya tingkat kewaspadaan investor pada pekan ini. Ramdhan memaparkan, para investor kemungkinan masih akan memantau kelanjutan paket stimulus dari Amerika Serikat senilai US$1,9 triliun.
“Hal ini membuat mereka cenderung wait and see dan memilih untuk tidak ikut lelang,” katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (22/2/2021).
Baca Juga
Kendati demikian, Ramdhan menilai tingkat likuiditas pasar obligasi domestik yang cenderung optimal dapat membantu menekan sentimen negatif yang membayangi prospek lelang sukuk negara besok.
Pemerintah berencana mengadakan lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada Selasa (23/2/2021) mendatang, untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, seri yang akan dilelang adalah 1 seri Surat Perbendaharaan Negara – Syariah (SPN-S) dan 5 seri Project Based Sukuk (PBS).
Seri-seri tersebut adalah SPN-S 10082021 (reopening), PBS027 (reopening), PBS017 (reopening), PBS029 (reopening), PBS004 (reopening), dan PBS028 (reopening).
Target indikatif dari lelang SUN 23 Februari 2021 ditetapkan senilai Rp12 triliun. Adapun pemerintah mengalokasikan pembelian nonkompetitif sebesar 50 persen dari jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN-S dan 30 persen dari jumlah yang dimenangkan untuk seri PBS.