Bisnis.com, JAKARTA - Investor asing masih cenderung melakukan pembelian di tengah penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan akhir pekan, Jumat (19/2/2021).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini investor asing mencatatkan net buy Rp15,98 miliar. Hal itu membuat catatan net buy sepanjang 2021 mencapai Rp13,43 triliun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup naik 0,51 persen atau 31,62 poin menjadi 6.231,93. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 6.173,59-6.231,93.
Mengutip laporan konsultan keuangan D'Origin, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi yang paling banyak diborong investor asing dengan net buy Rp138,6 miliar.
Selanjutnya, saham PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) mengalami net buy Rp52,56 miliar, PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) Rp51,72 miliar, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) Rp46,38 miliar, dan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Rp23,9 miliar.
Sementara itu, saham-saham yang terkena aksi jual atau net sell ialah PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) Rp91,74 miliar, PT Harum Energy Tbk. (HRUM) Rp39,14 miliar, PT XL Axiata Tbk. (EXCL) Rp25,28 miliar, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) Rp21,28 miliar, dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) Rp18,52 miliar.
Baca Juga
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan IHSG hari ini cukup memiliki performa bagus atau ditutup di level tertinggi.
Kenaikan IHSG hari ini ini, lanjutnya, didukung oleh kenaikan saham perbankan seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Jago Tbk. (ARTO), dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI).
"Secara keseluruhan seminggu masih naik 0,15 persen, meski Rabu kemarin sempat tertekan bursa global ketika investor mencermati kenaikan imbal hasil surat utang AS bertenor 10 tahun yang menyentuh level 1,3 persen," jelasnya kepada Bisnis, Jumat (19/2/2021).
Dia mengatakan imbal hasil yang terus naik dapat membuat outflow dari saham ke obligasi. Pada Kamis, kebanyakan penurunan pada sesi II ketika Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi ke level rate cut terendah dalam sejarah.