Bisnis.com, JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) merencanakan sejumlah pengembangan baru untuk tahun 2021. Pembangunan proyek baru hingga peningkatan kapasitas angkutan batu bara masuk dalam agenda tahun ini.
Investor Relations Bukit Asam Finoriska Citraning menyampaikan pihaknya telah menyiapkan sejumlah rencana pengembangan untuk meningkatkan kinerja dan kapasitas operasional perusahaan pada 2021.
Salah satu yang akan mulai dibangun pada tahun ini adalah gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) yang bekerja sama dengan dengan Air Product and Chemical Inc beserta PT Pertamina (Persero).
Proyek yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan itu akan memproses 1,4 juta ton DME. Proses konstruksi proyek ini akan dimulai pada tahun 2021.
“Commercial Operation Date (COD) kami targetkan pada kuartal II/2024,” katanya dalam sebuah diskusi virtual pada Selasa (16/2/2021).
Selain itu, perseroan juga akan melakukan penambahan fasilitas angkutan batu bara pada jalur kereta api Tanjung Enim-Kertapati dan Tanjung Enim-Tarahan yang ditargetkan beroperasi komersial pada kuartal III/2021.
Baca Juga
Untuk Tanjung Enim – Kertapati, PTBA sebelumnya telah mencapai target angkutan yang ditetapkan sebesar 5 juta ton per tahun. Sejalan dengan hal tersebut, perusahaan tengah menyiapkan peningkatan kapasitas agar rute ini dapat mengangkut sebanyak 7 juta ton batu bara per tahunnya.
Sementara itu, untuk rute Tanjung Enim – Tarahan, peningkatan kapasitas ditargetkan dapat mencapai 25 juta ton per tahunnya. Finoriska mengatakan, saat ini, proses pembangunan jalur dan sistem sinyal kereta telah berjalan.
“Kapasitas transport kami memang harus ditingkatkan, karena lokasi tambang kami di Tanjung Enim yang cukup jauh dengan pelabuhan,” ujarnya.
Selain itu, PTBA juga tengah menyiapkan proyek produksi batu bara menjadi karbon aktif. Proyek ini merupakan hasil kolaborasi dengan produsen dan pemasok karbon aktif Activated Carbon Technologies Pty Ltd (ACT) yang nantinya juga akan bertindak sebagai offtaker. Dua perusahaan ini telah menandatangani kesepakatan pada akhir Desember 2020.
PTBA akan mengolah sebanyak 60 ribu ton batu bara dan memproduksi karbon aktif sebanyak 12.000 ton per tahunnya.
“Saat ini sedang front-end engineering design (FEED) dan diharapkan selesai pada 2021,” katanya.