Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan, Harga Minyak Memanas Akibat Pasokan Merosot

Harga minyak WTI naik 8,9 persen dalam sepekan. Adapun dalam periode yang sama, harga minyak Brent naik 7,8 persen.
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris
Tangki penyimpanan minyak di California, Amerika Serikat/Bloomberg-David Paul Morris

Bisnis.com, JAKARTA -Prospek peningkatan permintaan dan pembatasan produksi oleh negara produsen memacu kenaikan harga minyak di akhir pekan. Harga minyak ini mendekati level US$60 per barel, tertinggi dalam satu tahun tearkhir.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2021 mengakhiri sesi perdagangan Jumat (6/2/2021) di level US$59,34 dolar per barel, naik 0,9 persen.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret 2021 naik 1,1 persen ke posisi US$56,85 per barel.

Harga minyak juga didukung ketika pasar saham AS mencapai rekor tertinggi di tengah tanda-tanda kemajuan menuju lebih banyak stimulus ekonomi. Adapun laporan ketenagakerjaan AS mengonfirmasi pasar tenaga kerja stabil.

Harga minyak WTI melonjak 8,9 persen minggu ini, persentase kenaikan terbesar sejak Oktober 2020. Harga emas melonjak karena persediaan AS pekan lalu turun ke level yang terakhir terlihat pada Maret tahun lalu. Sementara harga minyak Brent naik 7,8 persen untuk minggu ini berdasarkan kontrak bulan depan.

"Brent sekarang sedang membidik level 60 dolar AS karena OPEC+ telah berhasil meredakan sebagian besar kekhawatiran sisi pasokan dan optimisme tentang COVID meningkat secara global," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, di New York.

Terakhir kali Brent diperdagangkan pada US$60 per barel saat pandemi belum terjadi, belum ada karantikan atau lockdown dan permintaan bahan bakar jauh lebih tinggi.

Vaksinasi Covid-19 memberi harapan pertumbuhan akan meningkat. Tapi, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC justru pesimis permintaan bakal kembali ke tingkat pandemi. Situasi ini diestimasi akan berlangsung hingga 2022.

“Apa yang benar-benar membantu pasar saat ini, dan merupakan alasan yang lebih valid untuk kenaikan harga yang kita lihat, sekali lagi datang dari Arab Saudi dan perusahaan topnya, Aramco,” kata Kepala Pasar Minyak Rystad Energy, Bjornar Tonhaugen.

Aramco menaikkan harga jual resmi (OSP) Arab Light ke Eropa Barat Laut untuk Maret sebesar 1,40 dolar AS per barel dari bulan sebelumnya. Ini bisa menandakan Arab Saudi lebih percaya diri dalam prospek permintaan, mendorong sentimen bullish, kata Tonhaugen.

OPEC dan sekutunya, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, tetap pada kebijakan pengetatan pasokan mereka pada pertemuan Rabu (3/2/2021). Rekor pemotongan OPEC+ telah membantu mengangkat harga dari posisi terendah bersejarah tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Rivki Maulana
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper