Bisnis.com, JAKARTA - PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE) resmi melakukan debutnya di lantai saham setelah melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Senin (2/2/2021).
UFOE menjadi emiten kelima yang resmi debut di lantai bursa pada tahun 2021. Sebelumnya, PT FAP Agri Tbk (FAPA) PT DCI Indonesia Tbk (DCII), dan PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk. (DGNS) telah terlebih dulu melakukan IPO pada Januari lalu.
Adapun, UFOE melakukan IPO bersamaan dengan PT Bank Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK). UFOE dicatatkan pada sektor Consumer Cyclicals dengan sub sektor Retailing.
Berdasarkan prospektus perusahaan, emiten yang bergerak di sektor ritel tersebut akan melepas 457,5 juta lembar saham biasa atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dibanderol sebesar Rp101 per lembar saham.
Dengan demikian, perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana segar sebesar Rp46,2 miliar. Dalam rangka proses IPO ini, PT Investindo Nusantara Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek, sedangkan PT Panca Global Sekuritas dan PT Danatama Makmur Sekuritas menjadi penjamin emisi efek.
Menurut rencana, 91,7 persen dana yang diraih dari IPO akan digunakan untuk investasi penambahan toko dan gudang yang akan digunakan untuk pengembangan usaha yaitu memperluas jaringan penjualan Perseroan.
Baca Juga
Pembangunan gudang tersebut akan dilakukan di Gresik, Jawa Timur. Sementara itu, dua toko baru milik UFOE berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Sementara, 8,3 persen dana dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, diantaranya untuk pembelian barang persediaan dan pembayaran utang usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.
Direktur Keuangan UFOE, Dra. Soeliana Tanumihardjo menjelaskan bahwa fundamental Perseroan sangat baik. UFOE membukukan penjualan pada periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 sebesar Rp343,3 miliar, naik 11,40 persen dibandingkan Penjualan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2019.
Peningkatan penjualan elektronik dipengaruhi adanya pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya sistem work from home (WFH), sehingga kebutuhan masyarakat terhadap barang elektronik menjadi meningkat.
Selain itu, terdapat peningkatan laba tahun berjalan Perseroan dan Perusahaan Anak pada periode 6 bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2020 sebesar Rp931,8 juta atau 58,27 persen dibandingkan dengan periode tanggal 30 Juni 2019.
Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan laba kotor sebesar Rp4,3 miliar atau 17,63 persen.
Dengan pencapaian positif itu, Perseroan berencana untuk membagikan dividen setelah IPO kepada pemegang saham dengan besaran dividen yakni sebesar 25 persendari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun 2021 berdasarkan laba bersih tahun buku 2020.