Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten baru yang resmi melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) pada Senin (1/2/2021) terkena auto reject atas (ARA)
PT Bank Net Indonesia Syariah Tbk (BANK) terkena auto reject atas (ARA) setelah sahamnya melonjak 36 poin atau 34,95 persen ke level Rp139, terhitung hanya beberapa saat setelah perdagangan dibuka.
Hanya dari 4 kali transaksi dan turnover sebanyak Rp2,88 juta, saham BANK sudah terkena auto reject atas pada awal perdagangan kali ini. Adapun kapitalisasi pasar BANK tercatat sebesar Rp1,82 triliun.
Pergerakan serupa juga dialami PT Damai Sejahtera Abadi Tbk. (UFOE). Emiten di sektor ritel tersebut terpantau naik 34,65 persen ke harga saham Rp136. Dengan 1 kali transaksi perdagangan, saham UFOE langsung terkena auto reject atas. Kapitalisasi pasar UFOE terpantau sebanyak Rp311,1 miliar.
Berdasarkan prospektus perusahaan, BANK akan melepas 5 miliar lembar saham biasa atau 37,90 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dibanderol sebesar Rp103 per lembar saham.
Dengan demikian, perusahaan menargetkan akan mendapatkan dana segar sebesar Rp515 miliar. Dalam rangka proses IPO ini, PT NH Korindo Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Baca Juga
Bersamaan dengan penerbitan saham baru, BANK juga menawarkan Waran Seri I yang menyertai penawaran umum sebanyak 2,8 miliar Waran Seri I atau 34,175 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.
Efek itu memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atau nama yang bernilai nominal Rp100 setiap sahamnya dengan harga pelaksanaan Rp110. Total hasil pelaksanaan waran seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp308 miliar.
Sementara itu, UFOE akan melepas 457,5 juta lembar saham biasa atau 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Saham tersebut dibanderol sebesar Rp101 per lembar saham.
Dengan demikian, perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana segar sebesar Rp46,2 miliar.
Menurut rencana, 91,7 persen dana yang diraih dari IPO akan digunakan untuk investasi penambahan toko dan gudang yang akan digunakan untuk pengembangan usaha yaitu memperluas jaringan penjualan Perseroan.
Pembangunan gudang tersebut akan dilakukan di Gresik, Jawa Timur. Sementara itu, dua toko baru milik UFOE berada di Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Sementara, 8,3 persen dana dari IPO akan digunakan untuk modal kerja, diantaranya untuk pembelian barang persediaan dan pembayaran utang usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional.