Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Masih di Zona Merah Pekan Depan, Momentum Investor Review Portofolio

Pada penutupan pasar Jumat (29/1/2021), IHSG parkir di level 5.862,35 setelah melemah 1,96 persen dibanding posisi kemarin.
Karyawan memotret layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (23/11/2020). Bisnis/Abdurachman
Karyawan memotret layar Indeks harga saham gabungan (IHSG) di main hall Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Senin (23/11/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali ke level 5.800 menjadi momentum investor melakukan evaluasi ulang portofolio sahamnya agar menjadi lebih sehat.

Pada penutupan pasar Jumat (29/1/2021), IHSG parkir di level 5.862,35 setelah melemah 1,96 persen dibanding posisi kemarin. Ini mengakumulasi pelemahan yang terjadi selama sepekan terakhir, yakni menjadi turun 7,05 persen.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan hanya 178 yang menghijau, sedangkan 305 memerah, dan 142 lainnya menguning alias stagnan.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menuturkan tren indeks komposit menjadi momentum bagi investor melakukan kalkulasi ulang atas portofolionya.

"Kami harapkan IHSG sekarang banyak saham mengalami penurunan paling tidak ini jadi momentum review ulang bagi investor, kira-kira saham kemarin sudah dipilih, portofolionya itu benar-benar punya fundamental atau hanya karena sentimen sesaat," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (31/1/2021).

Dia mencontohkan saham PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) yang sudah kembali di level 3.100, pelaku pasar perlu memperhatikan bisa jadi kenaikan kemarin hanya sesaat karena sentimen vaksin.

Pasalnya, secara fundamental sentimen vaksin belum terlihat pengaruhnya terhadap saham-saham emiten farmasi. Vaksinasi ini belum jelas berapa besar dampaknya terhadap kinerja emiten farmasi.

"Belum tahu berapa banyak produksi KAEF, juga yang distribusi pasar, berapa besar pesanan pemerintah, bagaimana pembayarannya," urainya.

Dia menegaskan jangan sampai nasib emiten farmasi BUMN terutama seperti yang terjadi pada emiten-emiten konstruksi BUMN di awal pemerintahan Jokowi. Saat program pemerintah memperbaiki konstruksi, di belakang baru diketahui pihak konstruksi BUMN yang terbebani biaya investasi di proyek-proyek yang dikerjakan.

"Saat itu emiten BUMN konstruksi cashflow operasinya negatif. Ini KAEF dan Indofarma [INAF] bisa terjadi seperti itu kami juga belum tahu. Respon pasar berlebihan, KAEF di kisaran 3.100--3.200 melonjak 2 kali lipat hingga 6.975," katanya.

Pekan depan, diprediksi indeks komposit masih akan berpotensi mengalami pelemahan yang diharapkan hanya terbatas. Proyeksinya indeks akan bergerak di level support kuat 5.700 untuk menahan penurunan yang lebih dalam.

Adapun, untuk resistance pekan depan dapat menyentuh 5.925 karena masih minimnya sentimen positif terhadap pasar. Ekspektasi terhadap data ekonomi februari, seperti data inflasi, ekspor dan impor juga rilis laporan keuangan masih belum akan menjadi sentimen positif.

Dia merekomendasikan saham-saham yang sudah turun dalam seperti TLKM dengan support di 3.025-3.020, resistance di 3.170-3.220. Dari saham banking ada BBRI 4.120-4.140 support, resistance di 4.280-4.310 serta BRPT dengan support di 845-860 dan resistance di 900-925.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper