Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris dan direksi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. menambah kepemilikan saham di perusahaan yang mereka pimpin. Pembelian saham terjadi di saat salah satu pemegang saham melego hampir 750 juta lembar.
Berdasarkan laporan Tower Bersama ke Bursa Efek Indonesia, Senin (25/1/2021), Hardi Wijaya Liong yang menjabat sebagai wakil presiden direktur perseroan membeli 219,44 juta saham.
Dengan demikian, kini Hardi Wijaya Liong memiliki 1,27 persen dari total saham dengan kode TBIG tersebut atau sebanyak 287,80 juta saham. Sebelumnya, porsi kepemilikan Hardi di TBIG tercatat sebesar 0,30 persen atau sebanyak 68,35 juta saham.
Transaksi itu dilakukan pada 15 Januari 2021 ketika harga saham TBIG berada pada level Rp1.620 per saham. Maka, nilai transaksi pembelian saham terus diestimasi Rp335 miliar.
“Tujuan transaksi untuk mendapatkan kepemilikan langsung atas saham TBIG,” tulis Hardi dalam keterbukaan informasi, Senin (25/1/2021).
Selain Hardi, Komisaris Tower Bersama Infrastructure Winato Kartono juga menambah kepemilikan di dalam TBIG. Winato membeli 398,43 juta saham pada hari yang sama dengan Hardi dengan harga saham Rp1.620 per saham.
Maka, nilai transaksi tersebut mencapai Rp645,45 miliar. Setelah transaksi, Winato kini memegang porsi 2,36 persen saham TBIG atau sebanyak 535,15 juta saham dari sebelumnya 0,60 persen.
Pada hari yang sama pula, PT Provident Capital Indonesia mengurangi porsi kepemilikan saham di dalam PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. sebesar 3,29 persen atau sebanyak 746,40 juta saham. Transaksi tersebut dilakukan sebanyak dua kali pada level harga yang sama Rp1.620 per saham.
Transaksi pertama, Provident Indonesia menjual 128,52 saham TBIG sehingga kepemilikan perseroan menjadi 24,96 persen dari sebelumnya 25,52 persen. Selanjutnya transaksi kedua dilakukan untuk menjual 617,88 juta saham sehingga porsi kepemilikan Provident Capital di dalam TBIG turun menjadi 22,23 persen dari sebelumnya 24,96 persen.
Adapun, saat ini saham TBIG dipegang oleh PT Wahana Anugerah Sejahtera (34,23 persen), PT Provident Capital Indonesia (22,23 persen), dan masyarakat (35,71 persen). Perseroan juga memiliki saham treasury sebanyak 1,02 juta saham.