Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diramal Rebound, Cek Rekomendasi Saham dari ACES hingga JSMR

Secara teknikal, IHSG memiliki indikasi bergerak menguat pada perdagangan esok, Selasa (25/1/2021).
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Reliance Sekuritas Indonesia memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) bisa rebound pada perdagangan esok hari, Selasa (26/1/2021).

Pada akhir perdagangan Senin (25/1/2021), IHSG ditutup melemah 0,77 persen ke level 6.258,57. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 6.148,31 hingga 6.322,73.

Kepala Riset Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menjelaskan secara teknikal IHSG bergerak whipsaw di support moving average 20 hari dengan indikasi bergerak menguat pada perdagangan selanjutnya menguji resistance moving average 5 hari dan resistance level.

“Indikator stochastic tertekan mendekati area oversold dengan indikator MACD [Moving Average Convergence Divergence] yang telah bergerak cukup rendah,” tulis Lanjar dalam riset harian, Senin (25/1/2021).

Dengan demikian, IHSG diperkirakan bisa menguat pada perdagangan berikutnya pada Selasa (26/1/2021) di rentang 6.248–6.400 dengan saham pilihan ACES, ADRO, ASRI, BSDE, JSMR, MAIN, dan WIKA.

Adapun, pelemahan IHSG hari ini disebut Lanjar turut dipicu oleh kekhawatiran investor mengenai penyelidikan Kejagung di BPJS Ketenagakerjaan.

Baru-baru ini, Kejagung mulai memeriksa investasi BPJS Ketenagakerjaan dalam bentuk saham dan reksadana senilai Rp43 triliun dari total investasi senilai Rp400 triliun. 

“[Pelemahan IHSG karena] aksi kekhawatiran investor terhadap kasus BPJS Ketenagakerjaan yang diselidiki secara intensif oleh Kejagung,” tulis Lanjar.

Selain itu, investor juga merespons rencana pemerintah untuk besaran dividen paling banyak 30 persen dari laba pada ketentuan tentang lembaga pengelolaan investasi (LPI).

Adapun, saham sektor properti anjlok 2,66 persen dan sejumlah saham emiten konstruksi mendekati batas bawah auto reject pada akhir perdagangan Senin (25/1/2021).

Ketakutan investor akan dampak pengenaan kewajiban pembayaran dividen terhadap performa keuangan perusahaan terkait dinilai Lanjar menjadi alasan pelemahan harga saham, terlepas dari penguatan yang cukup tinggi pada saham-saham konstruksi belakangan ini.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper