Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan diperkirakan masih cenderung tertekan pada perdagangan Selasa (26/1/2021), mengikuti tren perdagangan tiga sesi sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) parkir di level 6.258,57 terkoreksi 0,77 persen atau 48,56. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak di kisaran 6.148,31 hingga 6.322,73.
Dari keseluruhan konstituen, sebanyak 115 saham berhasil menguat, 387 saham melemah, dan 211 saham berada di posisi yang sama pada perdagangan sebelumnya.
Pergerakan indeks ditekan saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang terkoreksi 2,99 persen, disusul saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) yang turun 5,03 persen, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang melemah 0,49 persen.
Sementara itu, laju indeks berhasil didukung oleh sejumlah saham perbankan, yaitu saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) 1,06 persen, diikuti saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang naik 6,25 persen, dan saham PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada 25 Januari 2021, investor asing melakukan net buy senilai Rp153,43 miliar. Sejak awal tahun, total net buy asing tercatat mencapai Rp11,47 triliun.
Baca Juga
CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya menyampaikan potensi tekanan dalam pergerakan IHSG terlihat belum akan berakhir. Jika support level terdekat tidak dapat dipertahankan, maka IHSG masih berpotensi terkoreksi hingga beberapa waktu mendatang.
Namun, masih tercatatnya capital inflow sepanjang 2021 masih menunjukkan kepercayaan investor asing terhadap pasar modal Indonesia. Dengan demikian, jika terjadi koreksi wajar para investor masih dapat memanfaatkan momentum untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
"Pada Selasa (26/1) IHSG cenderung tertekan di kisaran 6123 - 6288," paparnya dalam publikasi riset.
Rekomendasi sahamnya pilihannya pada Selasa (26/1/2021) adalah BBRI, BMRI, ICBP, UNVR, MYOR, ACES, ERAA.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.