Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pengelola Rumah Sakit Mayapada milik taipan Dato Sri Tahir, PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk., akan melakukan penambahan modal melalui rights issue atau Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Mengutip keterbukaan informasi perseroan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Sejahteraraya berencana menggelar aksi penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Emiten berkode saham SRAJ itu akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 18 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Corporate Secretary Sejahteraraya Anugrahjaya Arif Mualim menyampaikan perseroan akan melakukan panggilan pada tanggal 27 Januari 2021 untuk RUPSLB yang akan diselenggarakan pada tanggal 18 Februari 2021.
Dalam panggilan tersebut akan ada penambahan agenda RUPSLB antara lain persetujuan untuk peningkatan modal dasar perseroan sehingga dapat memenuhi jumlah saham dalam PMHMETD.
"Terdapat komitmen untuk melaksanakan HMETD dari pemegang saham, yaitu PT Surya Cipta Inti Cemerlang (SCIC) dalam bentuk hak tagih kepada Perseroan yang akan dikompensasikan sebagai setoran saham, nilai hak tagih akan dikonversi melalui PMHMETD ini," paparnya, Jumat (22/1/2021).
Baca Juga
Perkiraan harga pelaksanaan PMHMETD SRAJ adalah dengan rentang harga Rp100-Rp150. Ada dua kemungkinan terkait raihan dana dalam rights issue.
Pertama, jika hanya SCIC yang melaksanakan haknya maka perkiraan dana yang dihimpun adalah sebesar Rp719.921.474.300 atau Rp719,82 miliar-Rp1.079.882.211.450 atau Rp1,08 triliun.
Kedua, jika semua pemegang saham melaksanakan haknya maka perkiraan dana yang dihimpun adalah sebesar Rp1.200.070.544.500 atau Rp1,2 triliun-Rp1.800.105.816.750 atau Rp1,8 triliun.
Setelah dikurangi biaya emisi, SRAJ akan menggunakan hasil PMHMETD diluar hak tagih SCIC yang akan dikonversi melalui PNHMETD, untuk modal kerja.