Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goks! Saham Properti Berbalik Anjlok Usai BI Pertahankan Bunga Acuan

Sebanyak lima saham properti berbalik melemah selepas Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate
Perumahan bersubsidi / Kementerian PUPR
Perumahan bersubsidi / Kementerian PUPR

Bisnis.com, JAKARTA - Saham properti berbalik melemah usai Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI-7 Day Reverse Repo Rate dalam pengumuman rapat dewan gubernur (RDG) siang ini, Kamis (21/1/2021).

Berdasarkan data Bloomberg, menjelang penutupan sesi, lima saham properti berbalik melemah dan melaju di zona merah. Saham PT Ciputra Development Tbk. turun 2,76 persen ke level 1.055 pada pukul 14.42 WIB. Kemudian disusul saham PT Bumi Serpong Damai Tbk. yang juga melemah sebesar 1,58 persen ke posisi 1.245.

Saham PT Pakuwon Jati Tbk dan PT Summarecon Agung Tbk turut melemah. Saham PWON turun 0,93 persen ke posisi 530. Adapun saham SMRA melemah 1,23 persen ke level 800.

Sebelumnya di awal perdagangan,  sebanyak sembilan saham properti menguat di awal perdagangan, dipimpin saham PT Alam Sutera Realty Tbk. dan PT PP Properti. Saham ASRI naik 3,36 persen ke level 246 sedangkan saham PPRO menguat 3,19 persen ke posisi 97.

Kemudian saham PT Bumi Serpong Damai Tbk, PT Summarecon Agung, dan PT Lippo Karawaci Tbk. juga ikut menguat. Saham BSDE naik 1,98 persen sedangkan saham LPKR meningkat 1,89 persen. Adapun saham SMRA menguat 1,95 persen.

Untuk diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 20-21 Januari 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan sebesar 3,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang rendah dan stabilitas sistem eksternal yang terjaga dalam rangka upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Keputusan ini sejalan dengan konsensus ekonom yang dikumpulkan BI. Suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) berada di kisaran 3,75 persen sejak November merupakan level suku bunga terendah sepanjang masa. 

Tingkat suku bunga acuan bank sentral selalu berkaitan dengan bisnis properti. Pasalnya, saat bunga acuan rendah, bunga kredit yang ditawarkan perbankan juga cenderung bakal turun. Transmisi kebijakan bank sentral tersebut bakal mempengaruhi tingkat penjualan properti karena sebagian besar pembelian menggunakan kredit perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper