Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Berharap Stimulus Lebih dari Joe Biden, Bursa AS Kembali Cetak Rekor

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,83 persen ke level 31.188,38, sedangkan indeks S&P 500 ditutup naik 1,39 persen ke 3.851,85 dan indeks Nasdaq Composite naik 1,97 persen ke 13.457,25.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat melanjutkan relinya rekor tertinggi baru pada Rabu (20/1/2021) menyusul optimisme investor bahwa pengeluaran federal terbaru akan menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan pendapatan perusahaan.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,83 persen ke level 31.188,38, sedangkan indeks S&P 500 ditutup naik 1,39 persen ke 3.851,85 dan indeks Nasdaq Composite naik 1,97 persen ke 13.457,25.

Saham Netflix Inc. melonjak lebih dari 17 persen setelah mencatatkan lonjakan pelanggan. Produsen chip ASML Holding NV menguat menyusul kinerja keuangan yang solid. Adapun, Morgan Stanley naik setelah melaporkan kinerja setahun penuh.

Investor cenderung mengabaikan rintangan baru dalam peluncuran vaksin dan peningkatan laju infeksi. Investor mengamati janji bahwa Presiden Joe Biden akan lebih banyak menggelontorkan lebi banyak stimulus kepada warga AS dengan cepat.

“Jika stimulus terjadi pada saat yang sama ketika orang-orang mendapatkan vaksinasi, optimisme dapat membangun,” kata manajer portofolio GLOBALT Investments Keith Buchanan, seperti dikutip Bloomberg.

 “Ekspektasi yang cukup aman akan ada paket stimulus langsung yang lebih besar kepada konsumen dan individu serta lebih banyak bantuan untuk bisnis kecil,” lanjutnya.

Investor mengandalkan lebih banyak pengeluaran untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di bawah Biden, yang merencanakan sejumlah perintah eksekutif pada hari pertamanya. Namun, langkah tersebut tidak akan berjalan mulus.

Sementara itu, Janet Yellen menghadapi perlawanan awal Partai Republik terhadap rencana bantuan Biden dalam sidang konfirmasi untuk menjadi Menteri Keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper