Bisnis.com, JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) berencana merilis obligasi secara bertahan hingga Rp6 triliun pada tahun ini. Selain untuk refinancing, penerbitan surat utang itu juga dilakukan untuk mendanai eksapnsi usaha.
EVP Keuangan dan Operasional PNM Sunar Basuki menuturkan sebanyak 60 persen pendanaan perusahaan diperoleh dari pasar modal yang mana baya dana atau cost of fund lebih murah dibandingkan dengan perbankan.
BUMN yang bergerak di pembiayaan UMKM ini memproyeksikan setidaknya akan mengeluarkan obligasi berkisar Rp3 triliun hingga Rp6 triliun sepanjang 2021 ini.
"Kami mengharapkan kondisi pasar obligasi masih menarik bagi investor di sepanjang 2021 dibandingkan pasar saham yg masih volatile. Rencana penerbitan obligasi akan disesuaikan dengan kebutuhan pendanaannya yang diperkirakan 2-3 kali penerbitan tahun ini," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/1/2021).
Adapun, dari sisi tenor, PNM akan sangat fleksibel menyesuaikan dengan ekspektasi pasar yang jika ditinjau sudah mulai percaya diri untuk memasuki obligasi berjangka menengah seperti Medium Term Notes (MTN) dan panjang.
Di sisi lain, PNM memiliki kewajiban 2 obligasi jatuh tempo pada April 2021 sebesar Rp1,25 triliun dan pada November 2021 sebesar Rp839 miliar.
Baca Juga
"Kami merencanakan penerbitan obligasi baru di sepanjang tahun 2021. Untuk jatuh tempo yang April 2021, dana pembayarannya sudah disiapkan dari kas internal yang ada saat ini," katanya.
Dana segar yang diperoleh dari penerbitan obligasi selain dipakai untuk refinancing juga akan digunakan untuk ekspansi usaha.
Pada 2021, PNM menargetkan jumlah nasabah hingga 9,6 juta. Jumlah tersebut diharapkan dapat menggerakkan ekonomi masyarakat bawah.
Di sisi lain, pada 2020, PNM mendapatkan penyertaan modal negara sebesar Rp2,5 triliun untuk mendukung pertumbuhan bisnis PNM.