Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BUMN Karya Kompak Anjlok, Terkena Efek Lo Kheng Hong?

Empat saham BUMN karya amblas lebih dari enam persen pada awal perdagangan hari ini, Selasa (19/1/2021).
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menggunakan alat berat beraktivitas di proyek infrastruktur milik salah satu BUMN Karya di Jakarta, Kamis (13/2/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com,JAKARTA - Saham emiten konstruksi milik negara atau BUMN karya kompak melemah di awal perdagangan hari ini, Selasa (19/1/2021).Koreksi terjadi setelah investor kawakan Lo Kheng Hong menghindari saham-saham infrastruktur karena sarat dengan utang.

Berdasarkan data Bloomberg, empat saham BUMN karya tersungkur ke zona merah secara berjamaah. Saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk. turun masing-masing 6,51 persen ke level 1.795 dan 6,81 persen ke posisi 1.985.

Kemudian, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. juga turun 6,67 persen ke level 2.100. Adapun saham PT Adhi Karya (Persero) melemah 6,99 persen ke level 1.730 hingga pukul 09.15 WIB.

Saham WSKT dan PTPP diperdagangkan senilai Rp169 miliar dan 75 miliar. Sementara itu, saham WIKA dan ADH ditransaksikan senilai Rp46 miliar dan Rp25 miliar. Dengan kata lain, dalam 15 menit perdagangan, nilai transaksi empat saham BUMN karya sudah mencapai Rp315 miliar.

Sebelumnya, investor kenamaan Indonesia Lo Kheng Hong tidak ikut mengoleksi saham infrastruktur.  Pak Lo, panggilan akrabnya, mengatakan tidak pernah membeli saham emiten infrastruktur termasuk dari BUMN Karya karena perusahaan di sektor tersebut cenderung memiliki utang dalam jumlah besar.

"Kebetulan saya sama sekali tidak punya sektor infrastruktur ini. WSKT, WIKA, ADHI, saya tidak punya. Kenapa? Karena saya takut beli perusahaan infrastruktur, utangnya bisa Rp50 triliun, ngeri banget. Tidak berani saya," kata Lo Kheng Hong dalam diskusi bersama KBRI Singapura, Senin (18/1/2021). 

Apalagi dengan kondisi seperti sekarang ini, Lo Kheng Hong merasa lebih baik masuk ke perusahaan yang minim utang dan memiliki kas besar. Dengan kondisi seperti itu, Lo Kheng Hong berpendapat investasinya lebih aman.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. membukukan total liabilitas senilai Rp91,86 triliun. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. membukukan total liabilitas senilai Rp45,26 triliun.  Selanjutnya PT Adhi Karya (Persero) Tbk. memiliki total liabilitas senilai Rp31,96 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper