Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jasa Marga (JSMR) Cari Pendanaan Murah di Era Suku Bunga Rendah

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten dengan kode saham JSMR itu mencatatkan total liabilitas senilai Rp79,35 triliun. 
Tengara Jagorawi di salah satu titik ruas jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Jalan tol Jagorawi merupakan jalan tol pertama yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk./Jasa Marga
Tengara Jagorawi di salah satu titik ruas jalan tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Jalan tol Jagorawi merupakan jalan tol pertama yang dikelola oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk./Jasa Marga

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten operator jalan tol PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terus menjajaki peluang untuk mendapatkan pinjaman dengan bunga murah di era suku bunga rendah pada tahun ini. 

Adapun, kewajiban perseroan kepada sejumlah perbankan diklaim masih berjalan normal karena likuiditas yang terjaga.

Corporate Secretary Jasa Marga Agus Setiawan mengatakan secara umum saat ini perseroan masih membayarkan kewajiban kepada perbankan secara normal. 

“Dilakukan upaya adanya restrukturisasi pada sebagian pinjaman dalam bentuk penurunan tingkat suku bunga pinjaman,” kata Agus kepada Bisnis, Rabu (13/1/2021).

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, emiten dengan kode saham JSMR itu mencatatkan total liabilitas senilai Rp79,35 triliun. 

Perinciannya, liabilitas jangka pendek senilai Rp22,73 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp79,35 triliun.

Sementara itu, total ekuitas perseroan tercatat senilai Rp24,11 triliun.

Corporate Finance Group Head Jasa Marga Eka Setya Adrianto menambahkan bahwa saat ini likuiditas perseroan masih terjaga. Bahkan, JSMR masih memiliki stand by loan hingga Rp3,8 triliun.

“Sekarang kita sedang mencari pendanaan murah memanfaatkan turunnya suku bunga BI dari tahun lalu. Semoga dengan itu kami bisa menjaga kinerja tetep baik,” ujar Adri.

Sebelumnya, Adri menyampaikan bahwa Jasa Marga telah menyiapkan belanja modal sekitar Rp5 triliun - Rp6 triliun untuk tahun ini.

Capital expenditure yang jauh lebih rendah dibandingkan serapan per September 2020 senilai Rp16 triliun itu disebabkan oleh perseroan tidak akan terlalu banyak ekspansi pada 2021.

Kata Adri, capex yang sangat rendah tahun ini juga disebabkan oleh tol yang dikerjakan perseroan banyak yang rampung.

“Tapi karena ada beberapa tol yang mundur untuk dikerjakan tahun ini ke tahun depan seperti JORR 2, mungkin [capex] sekitar Rp5 - Rp6 triliun. Sekitar itu karena ada dua tol,” ujar Adri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper