Bisnis.com, JAKARTA - PT Buyung Poetra Sembada Tbk. mengumumkan berencana melakukan stock split atau pemecahan nominal saham dengan rasio 1:4. Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 27 Januari 2021 mendatang guna memuluskan rencana tersebut.
Direktur Buyung Poetra Sembada Budiman Susilo mengatakan stock split dilakukan untuk meningkatkan likuiditas saham yang beredar di pasar. Di samping itu, stock split diharapkan bisa meningkatkan daya beli investor terhadap saham HOKI.
“Diharapkan dengan pemecahan nilai saham HOKI ini akan semakin banyak investor ritel yang tertarik,” ujar Budiman kepada Bisnis, Jumat (8/1/2021).
Pada perdagangan Senin (11/1/2021), HOKI parkir di level Rp1.100 per saham, menguat 0,46 persen. Sepanjang 2020, HOKI telah menguat sekitar 8,4 persen. Sebagaimana diketahui, HOKI telah melantai di bursa sejak 22 Juni 2017 dengan harga penawaran perdana 310.
Jumlah saham HOKI yang dimiliki publik sebesar 34,10 persen sedangkan sisanya milik pemegang saham pengendali, PT Buyung Investama Gemilang.
Aksi korporasi yang dilakukan HOKI dalam catatan Bisnis menjadi susulan terhadap aksi serupa yang dilakukan PT MNC Studios Internasional Tbk. (MSIN) danPT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK).
EMTK resmi melakukan stock split kemarin dengan rasio 1:10 atau dari dari Rp200 menjadi sebesar Rp20. Hari pertama stock split, EMTK melesat 13,19 persen atau 215 poin dan parkir di level Rp1.845 per saham. Sebelumnya MSIN juga melakukan stock split dengan rasio 1:2.
Head of Market Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan bahwa prospek emiten untuk melaksanakan pemecahan nilai nominal saham atau stock split saat ini positif.
Hal itu seiring dengan tren volume dan frekuensi transaksi harian dalam beberapa perdagangan terakhir cenderung naik signifikan, mengingat terdapat peningkatan jumlah investor domestik, terutama ritel, yang terjadi pada tahun lalu.
Untuk diketahui, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, jumlah investor saham yang terefleksi dari single investor identification (SID) pada 2020 sebesar 1,69 juta, melonjak 53,47 persen dari akhir 2019.
“Dengan demikian, kalau emiten memang mengincar sahamnya untuk lebih likuid, strategi stock split dengan momentum saat ini bisa dijadikan pertimbangan,” ujar Wawan kepada Bisnis, Kamis (7/1/2021).