Bisnis.com, JAKARTA – Indeks saham negara-negara emerging market naik ke rekor tertinggi pada hari Jumat (8/1/2021), karena banjir likuiditas dan optimisme atas rebound ekonomi global memicu selera terhadap aset berisiko.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks MSCI Emerging Market terpantau naik 1,8 persen ke level 1.345,64 poin pada pukul 13.49 waktu London, melampaui level tertinggi sebelumnya yang dicapai sebelum krisis keuangan 2008.
Indeks memperpanjang pemulihannya dari level terendah pada Maret menjadi 79 persen. Kapitalisasi pasar indeks juga naik US$10,6 triliun dalam waktu sembilan bulan lebih sedikit, kenaikan tercepat dalam sejarah pasar negara berkembang.
Meskipun capaian rekor menandakan pergeseran selera risk-on di pasar global sejak kemenangan Joe Biden dalam pemilihan AS, hal itu telah memicu kekhawatiran di antara beberapa investor bahwa saham yang berkembang menjadi terlalu panas.
Meskipun perkiraan pendapatan terus meningkat, indeks telah melonjak begitu cepat sehingga indikator teknis memberikan isyarat hati-hati.
Indeks emerging market telah berkinerja buruk di bawah saham-saham AS selama dekade terakhir dan sering menanggung beban perubahan risiko mulai dari taper tantrum hingga perlambatan pertumbuhan di China serta perang perdagangan.
Baca Juga
Tetapi negara-negara berkembang juga menjadi gambaran ketahanan. Nilai ekuitas, didorong oleh penambahan negara-negara seperti Arab Saudi dan Pakistan ke kelas aset, hampir dua kali lipat sejak rekor tertinggi sebelumnya menjadi US$26 triliun.
MSCI sekarang diperdagangkan pada 15,8 kali proyeksi pendapatan anggotanya, dibandingkan dengan rata-rata 15 tahun sebesar 11,2. Analis juga telah menaikkan perkiraan laba untuk indeks sebesar 24 persen dalam sembilan bulan terakhir.
Namun, dengan volatilitas tahunan sekitar 25%, saham emerging market tetap rentan terhadap perubahan arah yang tiba-tiba. Meskipun risiko seputar pandemi dan transisi kepresidenan AS mungkin telah berkurang, ada banyak ancaman yang mungkin saja menghentikan reli.