Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat pasar perdagangan berjangka komoditi. Dua bursa berjangka di Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan transaksi fantastis, bahkan mencetak rekor sepanjang sejarah.
Hingga penutupan perdagangan Senin (28/12/2020), Jakarta Futures Exchange (JFX) berhasil membukukan volume transaksi multilateral dan bilateral sebesar 9,4 juta lot.
Kinerja tersebut memecahkan rekor yang pernah dicapai pada tahun 2011 atau sepanjang sejarah JFX yaitu sebesar 7,58 juta lot. Selain itu, pencapaian tersebut juga telah melampaui target transaksi tahun ini di kisaran 8,25 juta dan melebihi volume transaksi pada 2019 sebesar 7,94 juta lot.
Direktur Utama Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang mengatakan bahwa pencapaian luar biasa tersebut merupakan rekor terbaik JFX sejak 20 tahun beroperasi.
Pencapaian tersebut pun tetap terjadi kendati pasar dibayangi pandemi Covid-19 yang melemahkan pertumbuhan industri lainnya dan menjadi sentimen utama pergerakan harga komoditas.
Pada pertengahan perdagangan tahun ini, harga emas global berhasil ke posisi tertinggi sepanjang sejarah di US$2.000 per troy ounce, harga minyak sempat anjlok ke area negatif, dan harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) yang sempat melemah ke bawah 2.500 ringgit per ton tetapi berhasil ke atas level 3.000 ringgit per ton menjelang akhir tahun.
Baca Juga
“Volatilitas harga komoditas yang terjadi sepanjang 2020 justru menjadi magnet dan momentum baik industri perdagangan berjangka komoditi, sebagai daya tarik tersendiri bagi para investor untuk melakukan transaksi,” ujar Paulus kepada Bisnis, Selasa (29/12/2020).
Paulus juga menjelaskan bahwa pertumbuhan volume transaksi itu juga tidak luput dari meningkatnya kesadaran investor untuk memilih aset investasi alternatif, perdagangan berjangka.
Adapun, Paulus juga mengaku pertumbuhan fantastis tahun ini menjadi bekal optimisme JFX untuk mengejar target transaksi tahun depan yang naik ke posisi 11,1 juta lot.
Semula JFX menargetkan transaksi 10 juta lot pada 2021, terdiri atas 2 juta lot transaksi multilateral dan 8 juta transaksi bilateral. Namun, Bappebti meminta JFX untuk menaikkan target menjadi 11,1 juta lot, terdiri atas 3,1 juta lot multilateral dan 8 juta lot bilateral.
Untuk mengejar target tersebut, Paulus menyiapkan strategi kerja sama dengan bursa luar negeri untuk meningkatkan volume transaksi multilateral. Dia mengaku tengah berdiskusi dengan beberapa bursa Asia. Selain itu, JFX juga tengah menyiapkan revitalisasi kontrak olein pada tahun depan.
Sementara itu bursa berjangka Indonesia lainnya, yaitu Indonesia Commodity Derivatives Exchange (ICDX) berhasil membukukan angka fantastis untuk perdagangan multilateral di tahun 2020 dengan nilai transaksi mencapai Rp18 triliun.
CEO ICDX Lamon Rutten mengatakan pertumbuhan signifikan ini menunjukkan berkembangnya minat para investor terhadap produk berjangka komoditi khususnya produk multilateral. Pandemi Covid-19 pun terbukti tidak menjadi hambatan.
"Sebaliknya, investor justru melihat peluang investasi pada perdagangan produk-produk multilateral ICDX," paparnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/12/2020).
Lamon Rutten, Chief Executive Officer Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia atau Indonesia Comodity & Derivatives Exchange (ICDX). - Bisnis/Endang Muchtar
Sebagai kontrak spot multilateral forex pertama di Asia Tenggara, GOFX (Gold, Oil, Forex) telah mengalami pertumbuhan volume yang fantastis sejak diperkenalkan kepada publik di tahun 2018, tumbuh 1.991 persen pada 2020.
Rata-rata kenaikan volume transaksi mencapai sekitar 900 persen setiap tahunnya. Secara keseluruhan, transaksi GOFX ini turut berkontribusi secara signifikan dalam pertumbuhan volume transaksi multilateral di bursa ICDX.
Mendukung pertumbuhan tersebut, ICDX juga telah meluncurkan 6 kontrak derivatif baru di tahun 2020, yakni kontrak berjangka minyak mentah berbasis USD, kontrak spot emas berbasis rupiah, dan beberapa kontrak spot cross rate valuta asing.
Menyambut tahun 2021, ICDX menargetkan adanya peningkatan yang signifikan melalui pengembangan berbagai kontrak derivatif multilateral baru di tahun 2021, serta program edukasi dan literasi untuk berbagai kalangan, terutama generasi muda yang tertarik dengan pasar finansial.
ICDX juga akan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak sebagai partner dalam mengembangkan industri perdagangan berjangka komoditi Indonesia.