Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpeluang mencatatkan kenaikan tertinggi dalam tujuh pekan setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menandatangani paket stimulus senilai US$900 miliar yang semakin meningkatkan likuiditas perekonomian global.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (28/12/2020), harga emas di pasar Spot sempat naik hingga 0,7 persen ke level US$1.896,70 per troy ounce dan diperdagangkan pada US$1.894,02 per troy ounce di Singapura, atau lonjakan tertinggi sejak 6 November lalu.
Adapun harga emas menunjukkan tren kenaikan selama empat pekan terakhir yang ditopang oleh ditandatanganinya paket stimulus fiskal oleh Presiden AS, Donald Trump.
Sebelumnya, Presiden AS ke-46 tersebut sempat menolak mengesahkan rancangan anggaran tersebut karena minimnya jumlah bantuan tunai untuk rumah tangga AS.
Paket stimulus tersebut juga kemungkinan akan menjadi undang-undang terakhir yang disahkan oleh Trump. Pada pemilihan Presiden AS November lalu, ia kalah dari kandidat dari Partai Demokrat, Joe Biden.
Di sisi lain, Presiden AS terpilih Biden juga menjanjikan paket stimulus lanjutan setelah dirinya dilantik pada awal tahun 2021 mendatang.
Baca Juga
Harga emas juga berpeluang menorehkan catatan positif berupa kenaikan bulanan yang pertama sejak Juli lalu. Tren negatif tersebut terjadi seiring dengan kabar pengembangan vaksin virus corona yang membuat para investor mengeluarkan uangnya dari aset safe haven seperti emas.
Sepanjang 2020, harga emas juga diuntungkan oleh pelemahan nilai dolar AS setelah sebelumnya mencapai titik penguatan tertinggi pada Maret 2020 lalu. Indeks Bloomberg Dollar Spot pada hari ini juga terpantau turun 0,2 persen.