Bisnis.com, JAKARTA — Mutasi baru Covid-19 yang berujung kepada penerapan kembali sejumlah pembatasan membuat pelaku pasar pesimistis terhadap harga minyak.
Bloomberg melaporkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari naik 0,23 persen ke level US$48,23 per barel pada penutupan Kamis (24/12/2020).
Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Februari naik tipis menjadi US$51,29 per barel jelang perayaan Natal 2020.
Adapun, baik minyak WTI maupun Brent tidak diperdagangkan pada Jumat (25/12/2020) karena libur Natal 2020.
Bloomberg melaporkan harga minyak WTI turun 1,8 persen secara mingguan atau untuk pertama kalinya sejak Oktober 2020. Kondisi itu dipicu oleh mutasi baru Covid-19 yang menyebar ke seluruh dunia yang menimbulkan risiko terhadap permintaan energi akibat penguncian atau lockdown yang lebih ketat.
Mitra Again Capital LLC John Kilduff memprediksi permintaan minyak pada awal Januari 2021 akan sedikit terganggu. Kondisi itu dipicu penerapan lockdown yang lebih besar seiring dengan lonjakan kasus setelah Natal 2020.
Baca Juga
Bloomberg mencatat harga minyak mencetak kenaikan tujuh pekan beruntun didorong euforia terobosan vaksin Covid-19. Namun, harga kembali mendingin setelah muncul kekhawatiran tetang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk vaksin diluncurkan.
Di sisi lain, OPEC+ berencana menambah pasokan kembali ke pasar tahun depan. Kebijakan itu menambah risiko bagi harga minyak.
"Perkiraan kami adalah ada lebih banyak risiko penurunan ke depan daripada penurunan harga pasar energi," ujar Anggota Pengelola Program Makro Global Tyche Capital Advisors LLC Tariq Zahir.
Zahir melihat akan ada penurunan harga minyak tahun depan. Sebaliknya, OPEC mulai berambisi menambah produksi.