Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar modal yang sepi akan investor institusi pada masa pandemi 2020 disebut menjadi batu sandungan kelancaran penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) berukuran jumbo.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan bahwa aksi IPO dipilih oleh korporasi untuk menggalang dana dengan menawarkan surat berharga berupa saham.
Selain mempertimbangkan kondisi internal perusahaan maupun industri, biasanya calon emiten juga akan mencermati keadaan di pasar modal agar IPO berjalan mulus.
“Untuk tahun ini memang kondisi pasar modal mengalami penurunan dengan adanya sentimen tambahan dari Covid-19, sehingga turut mempengaruhi mood maupun minat pelaku pasar terhadap pasar modal,” kata Reza kepada Bisnis, Jumat (25/12/2020).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 27 Desember 2020, terdapat 50 perusahaan tercatat baru tahun ini dengan dana yang dihimpun senilai total Rp5,49 triliun.
Raihan dana jumbo di pasar modal pada tahun ini didapatkan oleh PT Metro Healthcare Indonesia Tbk. (CARE) senilai Rp1,03 triliun. Adapun, CARE melakukan IPO pada 13 Maret 2020 atau sebelum Covid-19 memukul ekonomi secara global.
Pada perdagangan akhir tahun ini bakal ada perusahaan baru yang akan mencatatkan sahamnya yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk. yang mengincar dana segar hingga Rp82,97 miliar.
Dengan demikian, pada 2020 penggalangan dana lewat IPO hanya mencapai Rp6,31 triliun atau turun 58,81 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp15,32 triliun.
Hingga 23 Desember 2020, BEI pun telah mengantongi sebanyak 17 perusahaan lagi yang akan melakukan IPO, yang mana satu di antaranya yaitu PT Solusi Sinergi Digital Tbk. dipastikan listing sebelum tutup tahun.
Dari 17 perusahaan tersebut, calon emiten paling banyak berasal dari sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebanyak 6 perusahaan.
Kemudian masing-masing 2 perusahaan dari sektor properti, real estat, dan konstruksi bangunan; infrastruktur, utilitas, dan transportasi; pertanian; aneka industri; dan keuangan. Selanjutnya satu calon emiten lagi berasal dari sektor tambang.