Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Baru Virus Corona Bikin Waswas, Wall Street Terkoreksi

Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,58 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 turun 1,16 persen dan Nasdaq Composite melemah 0,85 persen.
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly
Marka jalan di dekat New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City/REUTERS/Andrew Kelly

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan Senin (21/12/2020), mengekor pelemahan bursa global karena varian baru virus corona di Inggris dan gelombang pembatasan perjalanan meredam semangat investor menjelang liburan Natal.

Dilansir dari Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,58 persen pada awal perdagangan, sedangkan indeks S&P 500 turun 1,16 persen dan Nasdaq Composite melemah 0,85 persen.

Produsen energi memimpin pelemahan padda pada indeks S&P 500, yang menuju penurunan terburuk dalam empat pekan terakhir. Saham Tesla Inc turun lebih dari 5 persen pada hari pertama setelah masuk ke bursa S&P 500.

Di Eropa, indeks Stoxx 600 merosot paling dalam sejak Oktober karena Italia, Belanda, Belgia dan Prancis menutup perbatasan mereka ke Inggris.

Perusahaan perjalanan dan rekreasi dan bisnis lain yang paling rentan terhadap lockdown yang diperpanjang termasuk di antara yang mencatat kinerja terburuk pada hari Senin.

Saham Norwegian Cruise Line Holdings Ltd. dan Carnival Corp. turun lebih dari 5 persen, sementara American Airlines Group Inc. dan Cinemark Holdings Inc. turun lebih dari 4 persen .

Poundsterling merosot paling tajam sejak September di tengah kebangkitan virus corona di Inggris. Selain itu, seorang pejabat mengatakan perbedaan signifikan masih tetap ada dalam pembicaraan perdagangan Inggris dengan Uni Eropa.

Investor cenderung merespons dingin terhadap kabar bahwa parlemen AS telah menyetujui RUU stimulus pandemi senilai US$900 miliar karena munculnya jenis virus corona baru di Inggris meredam minat investor.

"Dengan sentimen yang begitu meluas dan dirampok oleh kenyataan bahwa kita masih mengalami beberapa bulan musim dingin yang sulit ke depan, tidak ada ruang untuk kesalahan pasar," tulis kepala investasi Bleakley Advisory Group, Peter Boockvar, seperti dikutip Bloomberg.

"Saya yakin kelanjutan peluncuran vaksin akan mengatasi tekanan ini, terlepas dari tantangan yang dihadapi Inggris dalam beberapa minggu mendatang," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper