Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan terakhir perkan ini, Jumat (18/12/2020). Investor asing pun berbondong melepas kepemilikan saham di bursa.
IHSG ditutup terkoreksi 0,15 persen atau 9,06 poin ke level 6.104,32. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.091,39 - 6.142,86.
Pada saat preopening, IHSG melemah 0,12 persen menuju 6.106,25. Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 0,1 persen menjadi 6.119,68. Namun, IHSG berakhir di zona merah.
Sebelumnya, pada akhir perdagangan Kamis (17/12/2020), IHSG ditutup melemah 5 poin atau 0,08 persen ke level 6.113,38. IHSG sempat menguat menguat saat ditutup naik 0,32 persen ke level 6.138,17 pada sesi pertama.
Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih atau net sell dengan nilai mencapai Rp2,65 triliun. Adapun total velume transaksi di IHSG hari ini mencapai 30,61 saham dengan nilai RP23,22 triliun.
Investor asing tercatat paling banyak melepas saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) dengan nilai mencapai Rp347,1 miliar, disusul PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dengan nilai Rp154,4 miliar.
Baca Juga
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menyampaikan kombinasi penguatan DJIA sebesar 0.49 persen seiring ekspektasi akan disetujuinya paket stimulus ekonomi yang baru dan akan dipertahankan rendahnya FFR hingga tahun akhir tahun 2021, naiknya EIDO +0.21% sejatinya dapat mendorong IHSG.
Di sisi lain, naiknya harga beberapa komoditas seperti minyak +1.27%, emas +1.19%, nikel +0.63%, dan CPO +0.50% berpotensi mendorong naik terbatas IHSG Jumat ini.
"Laju IHSG terbatas di tengah akan diberlakukannya PSBB terukur dan diturunkannya proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh World Bank," paparnya.
Bank Dunia merevisi proyeksi ekonomi pada tahun 2020 yakni -2.2% dari sebelumnya -1,6%. Proyeksi itu menjadi lebih buruk dari sebelumnya akibat dari tetap diberlakukannya PSBB seiring terus meningkatnya jumlah kasus Covid-19.
Namun, pertumbuhan diharapkan kembali meningkat pada tahun 2021 sebesar 4,4% jika pembatasan mobilitas secara perlahan dilonggarkan serta ditopang oleh vaksin corona.