Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Bank Jago Tbk. kembali diperdagangkan dengan nilai jumbo di pasar negosiasi hari ini, Jumat (18/12/2020). Transaks itu melanjutkan transaksi-transaksi sebelumnya yang juga bernilai besar.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 13.48 WIB, transaksi jumbo senilai Rp2,3 triliun di pasar negosiasi. Total saham yang diperdagangkan mencapai 2 miliar lembar satara 18,42 persen dari total saham Bank Jago.
Transaksi ini melibatkan investor domestik dan investor asing. Pihak asing yang diwakili sekuritas Inovasi Utama Capital (kode broker IU), UOB Kay Hian Securities (kode broker AI), dan UBS Sekuritas Indonesia (kode broker AK) menjadi pihak penjual. Sementara itu pihak pembeli diwakili oleh Trimegah Sekuritas (kode broker LG).
Untuk diketahui, pasar negosiasi adalah perdagangan antarpemegang saham yang dilakukan secara individu. Namun, proses jual beli tetap melalui perusahaan sekuritas dan tercatat dalam sistem perdagangan efek.
Saham Bank Jago sejauh ini terpantau menguat 210 poin atau 5,99 persen ke level 4.050 pada pukul 13.53 WIB. Transaksi di pasar reguler terbilang kecil dengan nilai transaksi kurang dari Rp8,1 miliar.
Untuk diketahui, pada 14 Desember 2020, terdapat transaksi saham Bank Jago sebanyak 451,8 juta lembar dengan nilai transaksi Rp524,5 miliar. Transaksi ini dilakukan oleh investor domestik. Berdasarkan data RTI, top sellers maupun top buyers saham Bank Jago di pasar negosiasi adalah Trimegah Sekuritas dengan kode broker LG.
Baca Juga
Awal bulan ini, saham Bank Jago juga diperdagangkan di pasar negosiasi dalam jumlah besar. Pada 3 Desember 2020, ada transaksi sebanyak 1,2 miliar lembar dengan nilai Rp2,3 triliun. Transaksi sebanyak 1,2 miliar lembar setara 11 persen dari total saham bank berkode ARTO itu.
Dengan transaksi yang terjadi hari ini, total transaksi saham Bank Jago sejak awal bulan telah mencapai Rp5,12 triliun.
Rumor yang berhembus di kalangan pelaku pasar, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek akan masuk sebagai pemegang saham Bank Jago. Manajemen Bank Jago dikabarkan bakal merilis keterbukaan informasi setelah penutupan perdagangan.
Saham Bank Jago moncer setelah bankir senior Jerry Ng dan co Founder Northstar Group Patrick Walujo mengakuisisi saham Bank Artos Indonesia - nama lama Bank Jago - dari Keluarga Hardy.
Sekadar mengingatkan, saham Bank Jago sudah naik puluhan kali lipat sejak awal 2019 hingga akhir 2020. Saham Bank Jago masih dibanderol ratusan perak di awal 2019 dan kini sudah menembus 4.000.
Sejalan dengan kenaikan harga saham, kapitalisasi pasar saham Bank Jago sudah menembus Rp43 triliun, masuk sepuluh besar bank dengan marcap (market capitalization) tertinggi.
Per September 2020, aset Bank Jago hanya Rp1,7 triliun, tetapi rasio price to book value (PBV) sudah 29 kali, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan PT Bank Central Asia Tbk. sebesar 5,43 kali.
Di sisi lain, transaksi saham Bank Jago dalam jumlah jumbo ini terjadi menjelang rights issue bulan depan. Manajemen Bank Jago sudah menyampaikan prospektus yang mana perseroan bakal menerbitkan sebanyak-banyaknya 3 miliar saham baru agar bisa menghimpun modal minimal Rp3 triliun.
Dengan transaksi jumbo yang sejauh ini sudah terjadi tiga kali sejak awal bulan ini, dipastikan Bank Jago kedatangan investor baru. Para bohir anyar itu diperkirakan siap untuk menyuntik modal Bank Jago lewat rights issue Januari 2021 mendatang.