Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), siap merealisasikan proyek gasifikasi batu bara menjadi dimetil eter (DME).
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Apollonius Andwie C. mengatakan bahwa perseroan siap menjalankan pengembangan proyek gasifikasi batu bara setelah menandatangani komitmen kerja sama dengan Air Product dan PT Pertamina pada Kamis (10/12/2020) malam.
Untuk diketahui, kesepakatan tersebut mencakup perjanjian prinsip yang akan ditetapkan dan berlaku ke semua pihak, yaitu PTBA, Pertamina, dan Air Products.
“PTBA sebagai pioneer gasifikasi batu bara siap menjalankan amanat Perpres Nomor 109 Tahun 2020 untuk pengembangan hilirisasi batu bara menjadi DME untuk menekan impor LPG,” ujar Apollonius kepada Bisnis, Minggu (13/12/2020).
Apollonius menjelaskan bahwa hingga saat ini tidak ada perubahan target, dan konstruksi diperkirakan mulai pada Semester I/2020. Proyek itu nantinya akan berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan target operasi pada kuartal II/2024.
Total investasi proyek itu mencapai US$2,1 miliar yang akan ditanggung sepenuhnya oleh Air Product, sedangkan PTBA menjadi pemasok kebutuhan batu bara dan Pertamina akan bertindak sebagai pembeli produk DME.
Dengan demikian, PTBA tidak akan menanggung beban risiko finansial dan konstruksi. Namun, PTBA memiliki opsi untuk mendapatkan saham hingga 40 persen setelah proyek tersebut beroperasi dan menghasilkan gas selama 1 tahun.
Selain itu, nantinya dalam 20 tahun pabrik ini juga akan dimiliki oleh JV (joint venture) PTBA dan Pertamina. Adapun, Pabrik penghiliran batu bara tersebut akan mengolah sebanyak 6 juta ton batu bara per tahun dan diproses menjadi 1,4 juta ton DME yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti LPG.
Produk ini mampu membantu mengurangi impor LPG sebanyak lebih dari 1 juta ton per tahun.