Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan emas PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) berpotensi menambah produksi pada 2021 seiring dengan rampungnya tambang emas di Blok Doup, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
Direktur J Resources Asia Pasifik, Sanjaya J. menyampaikan tambang Doup ditargetkan dapat mulai beroperasi pada akhir 2021 mendatang. Sejauh ini progres persiapan pembukaan tambang emas Doup masih terus berjalan. Pihaknya telah menunjuk kontraktor untuk alat-alat tambang emas pada November lalu.
Peralatan tersebut akan mulai diantarkan ke tambang pada bulan ini. Ia melanjutkan, pemesanan mesin dan peralatan long lead juga akan dilaksanakan pada pertengahan Desember 2020. Studi terkait pembuangan akhir tambang yang dilakukan oleh PT LAPI ITB juga tengah berlangsung.
“Kemungkinan sudah dapat beroperasi penuh pada kuartal IV/2021 mendatang dengan masa hidup tambang selama 10 hingga 15 tahun,” jelasnya.
Sanjaya mengatakan, tambang Doup diproyeksikan dapat menghasilkan sebanyak 50.000 hingga 80.0000 troy ounce emas setiap tahunnya. Perusahaan juga telah menyiapkan capital expenditure (capex) senilai US$136 juta yang akan digunakan sesuai dengan perkembangan hasil tambang.
Berdasarkan perhitungan Bisnis, dengan estimasi harga emas US$1.800 per troy ounce, maka PSAB berpotensi meraih tambahan pendapatan setiap tahunnya sebesar US$90 juta - US$144 juta atau sekitar Rp1,27 triliun - Rp2,03 triliun (estimasi kurs Rp14.100 per dolar AS).
Baca Juga
Sebelumnya, pada Oktober 2020, PSAB juga telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan PT PLN (Persero) untuk keperluan di tambang tersebut. Dalam perjanjian tersebut, PT PLN akan memasok tenaga listrik sebesar 20 MVA.
Tambang Emas Doup berlokasi di Desa Kotabunan, Kecamatan Kotabunan, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara. Tambang tersebut dimiliki oleh anak usaha PSAB, PT Arafura Surya Alam (ASA).
Pada perdagangan Selasa (8/12/2020), saham PSAB ditutup melemah 6 poin atau 2,56 persen ke level Rp228. Kapitalisasi pasar PSAB tercatat sebanyak Rp6,03 triliun.