Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Asia Tergelincir karena Lonjakan Kasus Virus di AS

Saham Asia dibuka melemah akibat kenaikan lonjakan kasus di AS dan beberapa kabar dari Brexit dan sanksi AS untuk pejabat China.
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg
Salah satu layar perdagangan di bursa saham China./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Saham Asia dibuka melemah hari ini karena melambungnya infeksi virus di seluruh Amerika Serikat membebani aset berisiko. Poundsterling menuai kerugian karena Inggris mundur dari ancaman untuk melanggar perjanjian Brexit.

Sementara itu, indeks ekuitas merosot di Jepang dan Korea Selatan, dan Australia sedikit berubah. S&P 500 futures turun 0,3 persen pada pukul 09.14 di Tokyo. S&P Australia naik 0,1 persen dan Kospi index turun 0,4 persen.

Kontraksi S&P 500 terpangkas setelah indeks ini turun dari level tertinggi sepanjang masa, dipimpin oleh saham energi dan keuangan, di tengah kekhawatiran pembatasan karena infeksi meningkat.

Sedangkan Nasdaq 100 ditutup lebih tinggi untuk hari kesembilan berturut-turut, kemenangan beruntun terpanjangnya dalam hampir setahun. Imbal hasil Treasury AS tenor sepuluh tahun turun kembali ke 0,9 persen karena sentimen risk-off dibangun dan dolar menahan kenaikan terhadap mata uang utama lainnya. Minyak turun dan emas stabil setelah melonjak lebih dari 1 persen.

Yen sedikit berubah karena Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengumumkan stimulus fiskal baru senilai 40 triliun yen (sekitar US$380 miliar).

Ketika kasus virus Corona melonjak, pasar semakin menanti kesepakatan stimulus AS untuk dilakukan, terutama setelah data pengangguran minggu lalu mengecewakan. Negosiator Republik dan Demokrat berjuang untuk mencapai kesepakatan tentang RUU pengeluaran pemerintah yang sangat besar dan bantuan Covid-19. Parlemen menunda pengesahan RUU hingga Jumat malam.

Sementara itu, AS mengumumkan sanksi terhadap 14 anggota Kongres Rakyat Nasional China. Hal ini sebagai upaya pemerintahan Trump untuk meningkatkan tekanan pada Beijing atas tindakan kerasnya di Hong Kong.

"Tanda-tanda bahwa trader telah memangkas risiko ada di sana, dengan beberapa fokus pada tren Covid AS," tulis Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone Group Ltd., dalam sebuah catatan.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson siap untuk mundur dari ancamannya untuk melanggar hukum internasional secara sepihak dengan menghilangkan bagian dari kesepakatan perceraian Brexit yang dia tandatangani dengan Uni Eropa.

Johnson akan mengunjungi Brussels dan bertemu Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. untuk memecahkan negosiasi yang menemui jalan buntu atas kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.

Bursa Saham:

1. Bursa berjangka S&P 500 turun 0,3 persen pada pukul 09:14 pagi waktu Tokyo.
2. Topix turun 0,4 persen.
3. Indeks S&P/ASX 200 naik 0,1 persen.
4. Kospi turun 0,4 persen.
5. Hang Seng Index berjangka 0,3 persen.

Mata Uang:

1. Yen menguat 0.1 persen menjadi 104 per dolar AS.
2. Yuan offshore diperdagangan di level 6.5233 per dolar AS.
3. Bloomberg Dollar Spot Index menguat 0,1 persen.
4. Euro terdepresiasi sebesar 0,2 persen menjadi US$1,2108.
5. Poundsterling melemah 0,2 persen ke level US$1,3351.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper