Bisnis.com, JAKARTA – Pasar Asia ditutup bervariasi pada perdagangan pertama pekan ini, Senin (7/12/2020) di tengah kembali memanasnya tensi China – Amerika Serikat.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix di Jepang ditutup berbalik melemah 0,86 persen setelah sempat menguat pada awal perdagangan hari ini. Indeks Kospi di Korea Selatan naik 0,51 persen, sementara indeks S&P/ASX200 di Australia menguat 0,62 persen pada pagi ini.
Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite China terpantau melemah masing-masing sebesar 1,34 persen dan 0,81 persen.
Terhambatnya reli bursa Asia disebabkan oleh tensi hubungan antara AS dan China yang kembali memanas. Pemerintah AS kini tengah menyiapkan sejumlah sanksi tambahan bagi beberapa pejabat dari Negeri Panda tersebut.
Di sisi lain, Head of Investment Strategy AMP Capital Investors Ltd. Shane Oliver mengatakan investor sangat optimistis terhadap prospek pemulihan ekonomi dan laba emiten pada 2021. Hal itu seiring dengan dukungan stimulus yang akan digelontorkan pemerintah AS serta penemuan vaksin virus corona.
“Distribusi vaksin semakin dekat dan ini akan terus membantu pasar saham menghadapi permasalahan utama saat ini yaitu virus dan dampaknya terhadap ekonomi,” kata Oliver seperti dikutip Bloomberg, Senin (7/12/2020).
Pada akhir pekan lalu, indeks saham di Bursa Wall Street kembali mencetak rekor karena optimisme investor melihat distribusi vaksin corona semakin dekat.
Sementara itu, data upah di AS juga menunjukkan kenaikan tetapi masih di bawah perkiraan. Hal itu semakin mendorong potensi pemerintah AS menggelontorkan bantuan stimulus untuk menggairahkan perekonomian.
Dari perkembangan virus, seorang pejabat senior AS mengatakan seluruh warga Amerika Serikat yang ingin mendapatkan vaksin akan bisa divaksinasi seluruhnya pada kuartal II/2022.