Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tergelincir, Bursa Asia Melemah Pagi Ini

Indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang terpantau melemah 0,03 persen dan 0,25 persen pagi ini, sedangkan indeks Kospi terkoreksi 0,87 persen.
Exchange Square di Hong Kong/Bloomberg-Justin Chin
Exchange Square di Hong Kong/Bloomberg-Justin Chin

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada awal perdagangan hari ini, Selasa (8/12/2020) di tengah lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat yang membebani aset berisiko.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang terpantau melemah 0,03 persen dan 0,25 persen pagi ini, sedangkan indeks Kospi terkoreksi 0,87 persen.

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,18 persen. Di sisi lain, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat masing-masing 0,03 persen dan 0,14 persen.

Pelemahan bursa Asia menyusul koreksi pada bursa AS. indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,49 persen ke level 12.519,95, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,19 persen ke level 3.691,96.

Kontrak berjangka S&P 500 turun setelah indeks utama turun dari level tertinggi sepanjang masa di tengah kekhawatiran pembatasan karena laju infeksi virus corona meningkat.

Imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun turun kembali ke level 0,9 persen karena sentimen risk-off meningkat dan dolar menahan kenaikan terhadap mata uang utama lainnya.

Ketika kasus virus korona melonjak, pasar semakin mencari harapan dari kesepakatan stimulus AS, terutama setelah data pengangguran minggu lalu mengecewakan. Dengan negosiator Republik dan Demokrat yang berjuang untuk mencapai kesepakatan RUU pengeluaran pemerintah dan bantuan Covid-19 yang sangat besar, anggota parlemen akan menunda tenggat waktu hingga Jumat malam untuk mengesahkan RUU.

Sementara itu, AS mengumumkan sanksi pada terhadap 14 anggota Kongres Rakyat Nasional China, di saat pemerintahan Trump mencoba untuk meningkatkan tekanan pada Beijing atas tindakan kerasnya terhadap perbedaan pendapat di Hong Kong.

“Ada tanda-tanda bahwa pelaku pasar telah memangkas eksposur pada aset berisiko risiko, dengan sebagian berfokus pada tren Covid-19 di AS,” tulis kepala penelitian Pepperstone Group Ltd, Chris Weston, seperti dikutip Bloomberg.

Ia melanjutkan, fokus baru pada ketegangan perdagangan dan negosiasi Brexit yang sedang berlangsung menunjukkan sikap pelaku pasar yang sedang wait and see.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson siap melonggarkan ancamannya untuk melanggar hukum internasional dengan secara sepihak menolak bagian dari kesepakatan Brexit yang dia tandatangani dengan Uni Eropa.

Johnson akan melakukan perjalanan ke Brussels untuk pembicaraan penting dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen ketika mereka mencoba untuk memecahkan negosiasi atas kesepakatan perdagangan pasca-Brexit yang menemui jalan buntu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper