Bisnis.com, JAKARTA - Kalanangan analis belum merekomendasikan saham-saham emiten pelayaran untuk dicermati saat ini walaupun bisnis di bidang logistik masih berjalan tak terdampak pandemi Covid-19.
Pasalnya, ketika indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat, investor cenderung akan mengoleksi saham berkapitalisasi besar (big caps) terlebih dahulu.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama menjelaskan bahwa saham-saham emiten pelayaran di Bursa Efek Indonesia kebanyakan berada pada lapis kedua dan lapis ketiga yang kurang likuid.
“Yang cepat naik adalah big caps. Namun, saham lapis kedua maupun lapis ketiga masih berpeluang menguat tetapi tidak signifikan seperti yang terjadi pada big caps,” kata Nafan kepada Bisnis, Selasa (2/12/2020).
Tren tersebut dinilai normal oleh Nafan karena investor cenderung memanfaatkan momentum kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk menyeimbangkan portofolio pada saham-saham big caps.
Dari sisi fundamental, Nafan menilai bisnis pelayaran tidak terlalu terdampak pandemi Covid-19 secara langsung. Pasalnya, sektor logistik masih terus beroperasi sehingga pendapatan emiten perkapalan tidak jatuh terlalu dalam pada tahun ini.
Baca Juga
“Kalau pertumbuhan ekonomi naik tahun depan, tentu minat investor di saham sektor kemaritiman bisa ada harapan. Valuasi sebenarnya oke,” tutur Nafan.
Nafan pun merekomendasikan tahan untuk saham PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) dengan target harga Rp105 per saham.
WINS ditutup stagnan pada level Rp98 per saham pada akhir perdagangan Rabu (2/12/2020) dan sejak enam bulan terakhir harga menguat 58,06 persen.
Selanjutnya rekomendasi tahan juga diberikan untuk saham PT Buana Lintas Lautan Tbk. (BULL) dengan target harga Rp330 per saham dan saham PT Soechi LInes Tbk. (SOCI) dengan target harga Rp155 per saham.
Pada akhir perdagangan Rabu (2/12/2020), BULL dan SOCI parkir di zona hijau. BULL naik 0,63 persen menjadi Rp318 per saham dan SOCI tumbuh 2,84 persen menjadi Rp145 per saham.