Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham emiten keluarga BUMN mengalami kenaikan tertinggi atau menjadi top gainers seiring dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pada penutupan perdagangan Selasa (1/12/2020), IHSG naik 2 persen atau 112,33 poin menjadi 5.724,74. Sepanjang hari ini, indeks bergerak di rentang 5.594,27 - 5.736,32.
Terpantau 311 saham menguat, 162 saham melemah, dan 152 saham stagnan. Total transaksi mencapai Rp16,4 triliun dan kapitalisasi pasar Rp6.681,5 triliun.
Saham BUMN mendominasi daftar top gainers hari ini. Di peringkat pertama, saham PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI) melesat 30,61 persen ke level Rp128.
Setali tiga uang, saham induk usahanya, yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) juga naik 8,47 persen menuju Rp410, peringkat ke-5 tertinggi hari ini.
Di bawah GMFI, ada saham PT Terregra Asia Energy Tbk. (TGRA) yang meningkat 22,02 persen ke level Rp133. Selanjutnya, saham AGRO dan PPRO, yang merupakan entitas BUMN, masing-masing naik 12,96 persen dan 8,7 persen.
Baca Juga
Kenaikan IHSG dan saham GMFI khususnya berkaitan dengan pernyataan Ustaz Yusuf Mansur bahwa penurunan pasar saham menjadi kesempatan investor domestik masuk. Bahkan, dia pun menyarankan inevstor masuk ke saham BUMN, seperti GMFI dan WIKA.
UYM pun berandai-andai jika Bursa Efek Indonesia isinya investor lokal yang punya semangat gotong royong, ikut investasi dengan niat penyertaan di suatu perusahaan yang secara fundamental berkinerja baik, apalagi perusahaan milik negara.
"Tukang goreng dan asing ga akan terlalu mempengaruhi nasib investor lokal yg niatnya investasi dan bantu BUMN jadi kuat. Ini Mansurmology," ujarnya, Selasa (1/12/2020).
Istilahnya Mansurmology, sambungnya, dana asing masuk, alhamdulillah, kalau asing keluar tetap anteng dan gak ikutan panik. Karena memang niatnya ikut penyertaan bisnis diperusahaan berkinerja baik milik bangsa Indonesia tercinta ini.
Mungkin cita-cita ini terlalu naif untuk para bandar dan trader saham, tetapi ideal untuk mndidik investor retail pemula yang beneran ingin investasi jangka menengah dan panjang.
"Udah sana, beli WIKA, GMFI, dll. Hajar aja. Kita disiplin, Covid-19 ilang, mereka [investor asing] datang lagi, bingung. Ga ada yang bisa dibeli, hehehe," tutupnya.
Namun demikian, sebetulnya IHSG sempat limbung. Pada pukul 10.52 WIB, IHSG berbalik koreksi 0,11 persen atau turun 5,96 poin menuju 5.606,46.
Pembalikan IHSG terjadi setelah adanya informasi sekitar pukul 10.20 WIB, bahwa Gubernur DKI Anies Baswedan mengumumkan dirinya positif Covid-19.
Anies Baswedan mengonfirmasi bahwa dirinya dinyatakan positif terpapar virus Covid-19. Meski dikonfirmasi positif, Anies akan tetap bekerja memimpin rapat-rapat virtual dan melakukan isolasi mandiri.
Dari sisi fundamental ekonomi, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) November mengalami inflasi, melanjutkan tren inflasi pada bulan sebelumnya.
Inflasi November tercatat sebesar 0,28 persen (month to month/mtm) dan 1,59 persen (year on year/yoy). Adapun secara tahun kalender, inflasi mencapai 1,23 persen (year to date/ytd).
Sementara itu, IHS Markit melansir Purchasing Managers’ Index™ (PMI™) Manufaktur Indonesia periode November yang sudah berada di level 50,6 atau naik hampir tiga poin dari 47,8 dari periode Oktober.
Menggeliatnya kembali PMI November didorong oleh kenaikan pada rekor tertinggi produksi untuk pertama kalinya dalam tiga bulan meski pertumbuhannya hanya pada kisaran marginal karena melihat kapasitas operasi yang tetap surplus.
Kembali bergeliatnya indeks manufaktur tentunya menjadi sentimen positif bagi IHSG yang sempat mengalami tekanan hebat akibat aksi jual investor asing.
Analis Artha Sekuritas Dennies Christopher mengatakan hari ini investor mencermati beberapa data perekonomian antara lain data manufaktur dan data inflasi. Selain itu, investor perlu mencermati kenaikan angka kasus Covid-19.