Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pertambangan batu bara, PT Bayan Resources Tbk., telah mengantongi komitmen kontrak jual beli batu bara sekitar 66 persen dari target penjualan tahun depan.
Direktur Bayan Resources Russel Neil mengatakan bahwa perseroan menargetkan volume penjualan untuk tahun depan sama dengan panduan tahun ini seiring dengan pembangunan jalan pengangkutan batu bara (coal haul road) sepanjang 100 km menuju Sungai Mahakam.
Tidak hanya itu, volume produksi untuk 2021 juga diestimasikan tidak berubah dari tahun sebelumnya. Untuk diketahui, emiten berkode saham BYAN itu menargetkan volume penjualan tahun ini sekitar 30-31 juta ton dan volume produksi sebesar 26 juta ton.
“Namun, kami sudah ada komitmen sekitar 66 persen kontrak penjualan dari yang ditargetkan untuk tahun depan,” ujar Russel saat paparan publik secara daring, Senin (30/11/2020).
Neil memperkirakan kenaikan produksi rutin perseroan baru akan terjadi pada 2022 sejalan dengan target penyelesaian pengerjaan jalan pengangkutan itu pada pertengahan 2022.
Untuk mendukung pengembangan pembangunan infrastruktur tambang itu, perseroan mengestimasikan alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2021 sekitar US$150 juta.
Baca Juga
Direktur Bayan Resources Alastair Mcleod mengatakan bahwa panduan capex 2021 harus lebih tinggi mengingat perseroan telah menunda capex tahun ini seiring dengan tantangan bisnis akibat pandemi Covid-19.
Emiten batu bara dengan kapitalisasi pasar terjumbo itu telah memangkas panduan capex 2020 menjadi kisaran US$75 juta hingga US$90 juta daripada alokasi yang ditetapkan sebelumnya di kisaran US$90 juta hingga US$110 juta.
Adapun, sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini BYAN telah menyerap capex sebesar US$43,1 juta, lebih rendah daripada estimasi perseroan di kisaran US$66,4 juta.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Bayan Resources Jenny Quantero mengatakan bahwa dana itu sebagian besar digunakan untuk proyek penunjang infrastruktur tambang, termasuk jalan angkutan sepanjang 100 km dan penambahan instalasi pemuat kapal atau ship loader kedua di Balikpapan Coal Terminal (BCT).