Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa AS Sepekan: Ketiga Indeks Utama Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Investor di Wall Street terus mempertimbangkan dampak ekonomi dari lonjakan infeksi Covid-19 di Negeri Paman Sam, sambil mencerna banyak data ekonomi yand dirilis pekan lalu.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat sepanjang pekan lalu, meskipun hari perdagangan lebih pendek karena adanya libur Thanksgiving.

Investor di Wall Street terus mempertimbangkan dampak ekonomi dari lonjakan infeksi Covid-19 di Negeri Paman Sam, sambil mencerna banyak data ekonomi yand dirilis pekan lalu.

Berdasarkan data Bloomberg, ketiga indeks utama AS ditutp menguat pada perdagangan Jumat (27/11/2020), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatat rekor tertingginya.

Indeks Dow Jones menguat 0,13 persen, sedangkan S&P naik 0,24 persen dan Nasdaq Composite menguat 0,92 persen pada hari Jumat.

Pasar keuangan AS ditutup pada hari Kamis karena hari libur Thanksgiving. Pada hari Selasa, Dow melonjak ke level tertinggi sepanjang masa untuk berakhir di atas angka 30.000 untuk pertama kalinya dalam sejarah.

Adapun sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones telah menguat hingga 2,2 persen, sedangkan indeks S&P 500 naik 2,3 persen dan Nasdaq Composite menguat 3 persen.

Sepanjang pekan lalu, investor mencerna serangkaian data ekonomi utama, di saat laju peningkatan infeksi virus corona baru di AS berlanjut.

Pada Rabu (25/11), Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan klaim pengangguran awal AS naik menjadi 778.000 sepanjang pekan yang berakhir 21 November, lebih tinggi dari 748.000 pada pekan sebelumnya.

Sementara itu, jumlah warga AS yang mengklaim tunjuangan di semua program gabungan negara bagian dan federal untuk pekan yang berakhir 7 November meningkat 135.297 menjadi 20,45 juta, menunjukkan gangguan parah pandemi di pasar tenaga kerja.

Kepala ekonom Grant Thornton Diane Swonk mengatakan dalam sebuah blog Rabu bahwa pasar tenaga kerja sekarang bergerak ke arah yang salah.

"Situasi pasti akan menjadi lebih buruk jika Kongres gagal bertindak untuk memberikan bantuan stimulus tambahan sebelum akhir tahun," kata Swonk, seperti dikutip Xinhua.

"Meski begitu, mereka yang paling membutuhkan kemungkinan besar tidak akan mendapatkan tunjangan sampai akhir Desember atau awal Januari, waktu yang lama bagi jutaan orang yang menderita akibat pandemi,” lanjutnya.

Sementara itu, Departemen Perdagangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal III/2020 naik 33,1 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Rebound pada kuartal ketiga terjadi setelah ekonomi jatuh 31,4 persen pada kuartal kedua di tengah meningkatnya dampak Covid-19. Penurunan tersebut juga menjadi yang terbesar sejak pemerintah AS mulai membuat catatan pada tahun 1947.

Universitas John Hopkins mencatat, kasus Covid-19 di AS mencapai 13,2 juta kasus, dengan jumlah kematian akibat penyakit tersebut melampaui 265.000 pada Sabtu sore.

"2020 telah menjadi tahun yang penuh peristiwa tak terduga. Menghadapi begitu banyak ketidakpastian dapat menyebabkan investor ragu-ragu tentang keputusan masa depan mereka," kata CEO Zacks Investment Management, Mitch Zacks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper