Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas saham Grup Astra parkir di zona merah pada perdagangan Selasa (17/11/2020) di saat indeks harga saham gabungan berhasil kembali ke level 5.500 dan dibanjiri banyak sentimen positif.
Berdasarkan data Bloomberg, kinerja pelemahan saham dipimpin oleh emiten Grup Astra di sektor konstruksi bangunan, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST) yang terkoreksi hingga 2,7 persen ke posisi Rp216.
Kemudian diikuti oleh saham PT Astra International Tbk. (ASII) yang turun 2,11 persen ke posisi Rp5.800, saham PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) yang melemah 1,79 persen ke posisi Rp10.975, dan saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) yang terkoreksi 0,94 persen ke posisi Rp21.050.
Sementara itu, emiten afiliasi Grup Astra di sektor perbankan, PT Bank Permata Tbk. (BNLI) sempat melemah pada pertengahan perdagangan, tetapi parkir di level Rp2.260 pada akhir perdagangan, posisi yang sama pada perdagangan sebelumnya.
Kendati demikian, sejumlah saham Grup Astra berhasil menguat, yaitu PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) yang naik hingga 2,92 persen ke posisi Rp705, disusul saham PT Astra Otopart Tbk. (AUTO) yang menguat 0,54 persen Rp925.
Padahal, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (16/11/2020). Pergerakan langsung tancap gas ke zona hijau sejak awal sesi.
Baca Juga
IHSG parkir di zona hijau dengan menguat 0,64 persen ke level 5.529,940 pada akhir sesi Selasa (17/11/2020). Sebanyak 252 saham menguat, 187 terkoreksi, dan 177 stagnan.
Selain itu, investor asing tercatat net buy atau beli bersih hingga jelang sesi penutupan mencapai Rp740,59 miliar.
Namun, ASII dan UNTR tampak menjadi sasaran aksi jual oleh investor asing dengan masing-masing nilai transaksi sebesar Rp27,8 miliar dan Rp14,4 miliar.
Adapun, pada perdagangan kali ini, salah satu emiten Grup Astra, ACST dikabarkan mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) kepada PT China Sonangol Media Investment (CSMI), pengembang Gedung Indonesia 1.
Sekretaris Perusahaan Acset Indonusa Maria Cesilia Hapsari menjelaskan permohonan PKPU ditempuh karena CSMI belum membayar tagihan atas jasa pekerjaan konstruksi gedung Indonesia 1.
Adapun tagihan diajukan oleh kerjasama operasional (KSO) yang terdiri dari Acset, China Construction Eight Engineering Division Corp. Ltd. dan PT Bintai Kindenko Engineering Indonesia
Apabila permohonan PKPU dikabulkan, lanjut Maria, pihak pemohon akan mendapat kepastian pembayaran dari PT CSMI atas tagihan prestasi pekerjaan yang telah dilakukan badan).
Maria menyebut kepastian pembayaran itu dianggap perlu untuk menjaga kinerja keuangan dan memenuhi modal kerja dalam operasional perseroan.
“Apabila perseroan tidak mengajukan permohonan PKPU, maka KSO tidak memeroleh kepastian pembayaran dari CSMI atas tagihan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh KSO,” imbuh Maria dalam laporan kepada Bursa Efek Indonesia, Selasa (17/11/2020).
Emiten berkode saham ACST itu menyebut tidak menutup kemungkinan ada perdamaian apabila PT CSMI setuju melakukan pembayaran sebelum pemeriksaan perkara dilakukan.