Bisnis.com, JAKARTA— PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. masuk ke jajaran 10 besar top gainers pekan lalu.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat Garuda Indonesia menempati urutan kedua daftar top gainers atau saham yang paling menguat. Emiten penerbangan badan usaha milik negara (BUMN) itu terbang 35,54 persen dari Rp242 ke level Rp328.
Kendati demikian, transaksi saham emiten bersandi GIAA itu didominasi investor domestik. Tercatat, transaksi beli investor domestik mencapai Rp752,3 miliar dari total transaksi keseluruhan Rp758,4 miliar di saham perseroan.
Sebaliknya, investor asing menekan GIAA dengan aksi jual. Data menunjukkan net foreign sell saham Garuda Indonesia mencapai Rp4,96 miliar.
Pekan depan, Garuda Indonesia dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang rencananya pada Jumat (20/11/2020). Maskapai pelat merah itu mengumumkan tiga mata acara.
Mata acara pertama yakni peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor perseroan terkait penerbitan obligasi wajib konversi (OWK) dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp8,5 triliun lewat mekanisme penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Mata acara kedua dalam RUPSLB GIAA pada akhir November 2020 yakni perubahan anggaran dasar perseroan. Mata acara itu antara lain untuk menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.15/POJK.04/2020 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
Selanjutnya, perseroan juga memasukan mata acara perubahan susunan pengurus perseroan. Manajemen GIAA hanya menjelaskan bahwa sesuai ketentuan anggaran dasar perseroan Pasal 11 ayat (10) dan Pasal 14 ayat (12) serta Undang Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 94 dan Pasal 111 maka mata acara ini diwajibkan untuk diputuskan dalam RUPS.
Selanjutnya, Waskita Karya menempati posisi keenam daftar top gainers pekan 9 November 2020—13 November 2020. Harga saham kontraktor pelat merah itu naik 25,33 persen dari Rp750 ke Rp940.
Transaksi saham emiten berkode saham WSKT itu juga didominasi oleh investor domestik dengan total pembelian 134,1 miliar dalam sepekan. Sebaliknya, investor asing menekan dengan net sell Rp166,78 miliar.
Pekan lalu, Manajemen WSKT mengungkapkan potensi pengembangan bisnis mencapai Rp92 triliun dalam 5 tahun ke depan. Proyek di Jawa yakni infrastruktur, konektivitas, dan pipanisasi senilai Rp49 triliun menjadi salah satu yang disorot oleh perseroan.
BEI mencatat kinerja indeks IDX BUMN20 melejit sepanjang pekan lalu. Kenaikan 8,49 persen pada 9 November 2020—13 November 2020 membuat indeks yang beranggotakan 20 emiten pelat merah itu menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan indeks lainnya.