Bisnis.com, JAKARA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir melemah pada akhir perdagangan Kamis (12/11/2020) menyusul kebangkitan kasus virus corona, yang menambah kekhawatiran diterapkannya pengetatan pembatasan yang dapat memperlambat pemulihan ekonomi tanpa stimulus lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,08 persen atau 317,46 ke level 29.080,17, sedangkan indeks S&P 500 melemah 1 persen ke level 3.537,01 dan indeks Nasdaq Composite turun 0,65 persen ke level 11.709,59.
Kota New York yang menjadi pusat awal pandemi di AS bersiap untuk kemungkinan menutup sekolahnya, sementara Chicago mengeluarkan peringatan kepada penduduk untuk tetap berada di rumah kecuali untuk bekerja dan aktivitas penting lainnya.
Sementara itu, pemerintahan Trump mundur dari pembicaraan paket stimulus dan menyerahkannya kepada Kongres untuk melanjutkan kembali negosiasi dengan Ketua DPR Nancy Pelosi.
Seluruh sektor utama di bursa AS melemah, dengan sektor energi dan keuangan mencatat kinerja terburuk, sedangkan imbal hasil obligasi Treasury bertenor 10 tahun menjauh dari kisaran 1 persen.
Setelah penutupan perdagangan reguler, Cisco Systems Inc. melonjak menyusul proyeksi pendapatan yang optimis untuk periode saat ini. Walt Disney Co. juga melonjak setelah melaporkan kerugian kuartal keempat yang lebih kecil dari perkiraan.
Sementara itu, tiga bank sentral utama dunia memperingatkan bahwa prospek vaksin Covid-19 tidak cukup untuk mengakhiri tantangan ekonomi yang diciptakan oleh pandemi.
Infeksi virus Corona dan pasien rawat inap meningkat di 49 negara bagian AS, dibandingkan dengan seminggu yang lalu, sedangkan jumlah kematian meningkat di 35 negara bagian.
Negara Bagian New York mencatat nyaris 10.000 kasus virus corona baru selama dua hari terakhir. Hal ini membuat Gubernur Andrew Cuomo mendesak orang-orang untuk tinggal di rumah.
"Pasar mengalami kelelahan setelah mencatat reli karena kami fokus pada tren Covid-19 jangka pendek yang mengganggu dan potensi beberapa bulan yang sulit," kata analis pasar global StoneX, Yousef Abbas, seperti dikutip Bloomberg.