Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gandeng BRI Ventures, BRI Dorong Startup Cari Pendanaan Melalui IPO

Kedua institusi tersebut menandatangani memorandum of understanding (MoU) sebagai komitmen bersama untuk membantu perusahaan rintisan meraih penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham lokal pada Rabu (11/11/2020).
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan beraktivitas di galeri PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (6/10/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia menjalin kerja sama dengan BRI Ventures untuk mendorong lebih banyak perusahaan startup atau perusahaan rintisan lokal melantai di bursa sebagai salah satu alternatif pencarian dana.

Kedua institusi tersebut menandatangani memorandum of understanding (MoU) sebagai komitmen bersama untuk membantu perusahaan rintisan meraih penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham lokal pada Rabu (11/11/2020).

CEO BRI Ventures Nicko Widjaja menjelaskan bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa  industri modal ventura untuk mengkalibrasi ulang, dan menjauh dari model growth-at-all-costs menjadi pendanaan yang berfokus pada startup yang mampu mengukir pertumbuhan yang cepat, profitable dan sustainability. 

“Oleh karena itu, saya mengestimasi bahwa IPO merupakan salah satu opsi pendanaan untuk para startup agar bisa terus sustain di masa mendatang,” ujar Nicko pada acara seremonial penandatangan MoU BRI Ventures dan Bursa Efek Indonesia secara daring, Rabu (11/11/2020).

Nico menjelaskan bahwa perusahaan startup yang melakukan exit melalui skema IPO umumnya akan mendapatkan keuntungan lebih banyak, terutama dari segi pajak yang lebih rendah, biaya modal yang relatif dapat lebih rendah, tata kelola yang lebih sehat, dan lain-lain.

Belum lagi, adanya korelasi yang kuat antara startup yang mencapai keberlanjutan setelah IPO dan kesuksesan perusahaan modal ventura yang mendukung mereka sebelum keluar.

Namun demikian, di Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi pusat perkembangan startup di ASEAN, saat ini hanya mencatatkan sedikit perusahaan startup yang melakukan go public atau mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. 

Nico menjelaskan bahwa sebagai perusahaan modal ventura lokal melihat itu menjadi sebuah peluang untuk membawa pasar modal Indonesia terus berkembang dengan cara menawarkan lebih banyak pendanaan dari sektor pasar modal kepada perusahaan-perusahaan startup berbasis teknologi yang sedang berkembang pesat di Indonesia.

Adapun, pada bulan ini, Dana Ventura Sembrani Nusantara yang baru diluncurkan BRI Ventures, siap untuk berinvestasi di dua startup lokal yang memiliki potensi besar untuk berkembang dan mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia.

“Disamping itu, kami juga melihat sampai dengan saat ini, terus meningkatnya minat para investor lokal, untuk membeli unit penyertaan Dana Ventura Sembrani Nusantara. Hal ini sejalan dengan semakin baiknya perkembangan industri startup dan digital di tanah air,” papar Nico.

Sementara itu, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan bahwa hingga saat ini otoritas telah melakukan dua inisiatif untuk mendorong perusahaan dengan nilai aset skala kecil hingga menengah, termasuk perusahaan startup, untuk melantai di bursa yaitu dengan pembentukan papan akselerasi dan mengembangkan IDX incubator.

Untuk diketahui, papan akselerasi adalah papan pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari emiten dengan aset skala kecil hingga menengah. Sejak diluncurkan pada 2019, saat ini terdapat 5 emiten yang menjadi konstituen papan akselerasi itu.

Kelima emiten itu adalah PT Tourindo Guide Indonesia Tbk. (PGJO) bernilai kapitalisasi pasar Rp24,5 miliar, PT Prima Globalindo Logistik Tbk. (PPGL) dengan nilai kapitalisasi pasar Rp82,5 miliar, PT Planet Properindo Jaya Tbk. (PLAN) dengan kapitalisasi Rp59,1 miliar, PT Boston Furnitures Industries Tbk. (SOFA) dengan nilai kapitalisasi pasar Rp165 miliar, dan PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) berkapitalisasi pasar Rp499,8 miliar.

Sementara itu, IDX incubator adalah ruang inkubasi yang mewadahi startup berbasis teknologi untuk  dapat melakukan IPO. Saat ini, IDX Incubator terletak di 3 kota besar, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya.

Adapun, IDX Incubator di Jakarta telah memiliki 62 startup binaan, di Surabaya sebesar 27 startup, dan di Bandung sekitar 24 startup yang dibina,

“Semoga dengan adanya kerja sama ini, peran pasar modal menjadi lebih kondusif dalam support pendanaan perusahaan start up maupun perusahaan kecil hingga menengah,” ujar Nyoman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper