Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Adhi Karya (ADHI) Targetkan IPO Anak Usaha Paling Lambat Juni 2021

Anak usaha yang akan diboyong ke lantai bursa adalah PT Adhi Commuter Properti, yang bergerak di properti Transit Oriented Development (TOD).
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. berencana memboyong anak usahanya yaitu PT Adhi Commuter Properti (ACP) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada medio 2021.

Direktur Keuangan Adhi Karya A. A. Gede Agung Dharmawan mengatakan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) lini bisnis properti Transit Oriented Development (TOD) perseroan lewat PT ACP sudah seharusnya dilakukan. 

Dengan mempertimbangkan vaksin Covid-19 ditemukan pada Desember 2020 atau Januari 2021, dia melihat situasi pada April-Juni 2020 sudah akan lebih baik untuk melakukan aksi korporasi di lantai bursa.

“Perkiraan kami, April [2021] kondisi sudah membaik. April-Juni kami sudah bisa IPO untuk anak usaha PT ACP. Kami [Adhi Karya] masih fokus ke anak karena sudah saatnya untuk IPO,” ujar Agung, pekan lalu.

Selain menambah pendanaan lewat IPO anak usaha, emiten berkode saham ADHI tersebut juga memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang untuk meningkatkan belanja modal, khususnya untuk pembelian lahan.

Sementara itu, tambahan pinjaman ke perbankan belum menjadi opsi utama ADHI saat ini mengingat pihaknya masih berupaya menjaga tingkat utang (leverage). Sebagai upaya mengurangi tingkat leverage, ADHI disebut sudah bekerja sama dengan sejumlah perbankan untuk mendapatkan keringanan maupun lewat penerimaan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah.

“Bagi kami saat ini lebih mencari skema-skema lain yang tidak bersifat menambah lagi beban leverage, termasuk bekerja sama dengan perbankan dan didukung PEN,” jelas Agung.

Adapun untuk menambah pundi-pundi kas, dia menyebut pihaknya juga akan lebih gencar menagih piutang dan mempromosikan produk properti siap jual. Beberapa piutang sudah berhasil didapatkan dengan pendekatan restrukturisasi maupun pembayaran di muka (initial payment). 

Dari sisi produk properti, ADHI masih memiliki produk yang siap dijual dengan perkiraan nilai mencapai Rp1,7 triliun.

“Intinya yang berpotensi besar di sini adalah posisi penjualan aset-aset properti yang sudah ready. Menurut saya, dengan sedikit sentuhan harusnya bisa gerak,” tutur Agung. 

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, Adhi Karya mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 5,41 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp8,45 triliun.

Penurunan pendapatan diikuti koreksi laba yang anjlok 95,62 persen menjadi Rp15,38 miliar. Jumlah ini berkurang drastis mengingat pada akhir September 2019, Adhi Karya mencetak laba Rp351,22 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper