Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. berencana memboyong anak usahanya yaitu PT Adhi Commuter Properti (ACP) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia pada medio 2021.
Direktur Keuangan Adhi Karya A. A. Gede Agung Dharmawan mengatakan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) lini bisnis properti Transit Oriented Development (TOD) perseroan lewat PT ACP sudah seharusnya dilakukan.
Dengan mempertimbangkan vaksin Covid-19 ditemukan pada Desember 2020 atau Januari 2021, dia melihat situasi pada April-Juni 2020 sudah akan lebih baik untuk melakukan aksi korporasi di lantai bursa.
“Perkiraan kami, April [2021] kondisi sudah membaik. April-Juni kami sudah bisa IPO untuk anak usaha PT ACP. Kami [Adhi Karya] masih fokus ke anak karena sudah saatnya untuk IPO,” ujar Agung, pekan lalu.
Selain menambah pendanaan lewat IPO anak usaha, emiten berkode saham ADHI tersebut juga memiliki rencana untuk menerbitkan surat utang untuk meningkatkan belanja modal, khususnya untuk pembelian lahan.
Sementara itu, tambahan pinjaman ke perbankan belum menjadi opsi utama ADHI saat ini mengingat pihaknya masih berupaya menjaga tingkat utang (leverage). Sebagai upaya mengurangi tingkat leverage, ADHI disebut sudah bekerja sama dengan sejumlah perbankan untuk mendapatkan keringanan maupun lewat penerimaan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah.
Baca Juga
“Bagi kami saat ini lebih mencari skema-skema lain yang tidak bersifat menambah lagi beban leverage, termasuk bekerja sama dengan perbankan dan didukung PEN,” jelas Agung.
Adapun untuk menambah pundi-pundi kas, dia menyebut pihaknya juga akan lebih gencar menagih piutang dan mempromosikan produk properti siap jual. Beberapa piutang sudah berhasil didapatkan dengan pendekatan restrukturisasi maupun pembayaran di muka (initial payment).
Dari sisi produk properti, ADHI masih memiliki produk yang siap dijual dengan perkiraan nilai mencapai Rp1,7 triliun.
“Intinya yang berpotensi besar di sini adalah posisi penjualan aset-aset properti yang sudah ready. Menurut saya, dengan sedikit sentuhan harusnya bisa gerak,” tutur Agung.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, Adhi Karya mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 5,41 persen secara year-on-year (yoy) menjadi Rp8,45 triliun.
Penurunan pendapatan diikuti koreksi laba yang anjlok 95,62 persen menjadi Rp15,38 miliar. Jumlah ini berkurang drastis mengingat pada akhir September 2019, Adhi Karya mencetak laba Rp351,22 miliar.