Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk. mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 5,41 persen menjadi Rp8,45 triliun pada akhir kuartal III/2020.
Penurunan pendapatan yang diikuti dengan depresiasi laba ventura bersama dan rugi entitas asosiasi membuat laba Adhi Karya anjlok.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan Adhi Karya, per 30 September 2020 perseroan kinerja pendapatan Adhi Karya cukup beragam kendati secara nominal turun. Pendapatan dari konstruksi yang menjadi kontributor utama turun 10,70 persen menjadi Rp6,34 triliun.
Sementara itu, pendapatan dari segmen EPC (rekayasa, pengadaan, dan konstruksi) dan properti naik sekitar 6 persen masing-masing menjadi Rp372,57 miliar dan Rp1,10 triliun. Adapun pendapatan investasi infrastruktur melesat 42,71 persen menjadi Rp635,61 miliar.
Di sisi lain, laba emiten bersandi saham ADHI itu anjlok 95,62 persen yoy menjadi Rp15,38 miliar per akhir September 2020. Jumlah ini berkurang drastis mengingat di akhir September 2019, Adhi Karya mencetak laba Rp351,22 miliar.
Adapun, beban pokok pendapatan ADHI terpantau berkurang 3,15 persen yoy menjadi Rp7,31 triliun dari sebelumnya Rp7,55 triliun.
Baca Juga
Laba Adhi Karya anjlok disebabkan beberapa faktor. Per September 2020, bagian laba ventura bersama milik perseroan tergerus 61,12 persen yoy menjadi Rp82,16 miliar dari posisi September 2019 Rp211,32 miliar.
Adapun, ventura bersama merupakan pengendalian bisnis perseroan secara bersama-sama pada perusahaan patungan. Selanjutnya tekanan laba juga datang dari bagian rugi entitas asosiasi senilai Rp103,15 miliar yang mana pada periode Januari - September 2010 tercatat nihil.
Entitas asosiasi merupakan seluruh entitas Grup Adhi Karya di mana perseroan memiliki pengaruh namun bukan sebagai pengendali.
Menjelang akhir sesi pertama perdagangan hari ini, saham ADHI terpantau stagnan di level 585. Dalam sebulan terakhir, saham ADHI naik 16 persen. Adapun sejak awal tahun masih terkoreksi 50,21 persen.