Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas menuju kenaikan mingguannya yang terbesar sejak Juli 2020. Hal ini disebabkan oleh makin menguatnya indikasi kemenangan Joe Biden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS.
Di sisi lain, kenaikan harga emas ini juga didorong oleh pertimbangan para investor terkait dengan prospek kelanjutan stimulus dari Federal Reserve.
Bullion yang merupakan sebutan untuk emas atau perak murni yang berwujud batang atau koin yang digunakan sebagai aset investasi, menguat selama sebulan terakhir, lantaran ketidakpastian dari Pilpres AS. Komoditas itu dinilai menjadi aset safe haven bagi para investor.
“Tampaknya ada aksi ambil untung yang dimulai sekitar US$1.960,” kata Tai Wong, Kepala Perdagangan Derivatif Logam di BMO Capital Markets, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (7/11/2020).
Harga spot emas naik 0,2 persen menjadi US$1.952,91 per ounce pada 11:27 pagi di New York, setelah naik sebanyak 0,6 persen. Capaian tu memperpanjang kenaikan minggu ini menjadi 3,9 persen. Adapun iIndeks Spot Dolar Bloomberg turun 0,3 persen.
Wenyu Yao, ahli strategi komoditas senior di ING Bank menyebutkan, para investor sejauh ini memprediksikan kemenangan Joe Biden atas Donald Trump di Pilpres AS. Di sisi lain mereka juga tak terlalu yakin dengan stimulus yang akan digelotorkan oleh Federal Reserve.
Baca Juga