Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kalbe Farma (KLBF) Melambat, Begini Proyeksi Mirae Asset Sekuritas

KLBF tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan 1,6 persen secara tahunan menjadi Rp17,09 triliun, seiring dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,84 persen secara tahunan menjadi Rp2,03 triliun.
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe
Kantor PT Kalbe Farma Tbk./kalbe

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk. masih sejalan dengan perkiraan analis, meskipun capaian laba bersih pada kuartal III/2020 melambat.

Emiten berkode saham KLBF tersebut mencatatkan pertumbuhan pendapatan 1,6 persen secara tahunan menjadi Rp17,09 triliun, seiring dengan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,84 persen secara tahunan menjadi Rp2,03 triliun.

Namun, hal ini juga menerangkan bahwa pendapatan perseroan khusus pada kuartal ketiga hanya berkisar Rp5,5 triliun, turun masing-masing 2,8 persen secara tahunan dan 5,5 persen secara kuartalan.

Sejalan dengan itu, laba bersih perseroan pada kuartal ketiga tahun ini hanya sebesar Rp639,9 miliar, masing-masing terkontraksi 2,7 persen secara tahunan dan 10,9 persen secara kuartalan.

Analis Mirae Asset Sekuritas Mimi Halimin mengatakan meskipun pertumbuhan penjualan lebih lambat, tetapi marjin profitabilitas KLBF pada 9 bulan pertama tahun ini tetap lebih baik dari yang diharapkan.

“Kami masih yakin akan ada beberapa pemulihan pada kuartal keempat tahun 2020, meskipun mungkin tidak sekuat yang kami ekspektasikan sebelumnya,” ungkap Mimi dikutip dari riset, Minggu (1/11/2020).

Mirae memperkirakan pendapatan dan laba bersih KLBF untuk tahun fiskal 2020 akan mencapai Rp23,5 triliun dan Rp2,6 triliun tumbuh masing-masing 4 persen dan 4,1 persen secara tahunan.  

“Secara keseluruhan, kami mempertahankan pandangan positif terhadap KLBF, seperti halnya kami yakin bahwa prospek jangka panjang KLBF tetap utuh bersama dengan kesadaran konsumen tentang pentingnya menjaga kesehatan,” sambungnya.

Dengan demikian, Mirae Asset Sekuritas mempertahankan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp1.760.

Penetapan target harga tersebut berdasarkan pada target price-to-earning ratio sebesar 29,6 kali, mendekati 0,4 SD dari rata-rata price-to-earning ratio 5 tahun terakhir sebesar 28,3 kali, terhadap earning per share atau laba per saham untuk proyeksi hingga tahun 2021 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper