Bisnis.com, JAKARTA - Emiten barang konsumsi, PT Garudafood Putra Putri Tbk., telah menyiapkan rencana pengembangan strategis setelah merampungkan akuisisi 55 persen saham produsen Prochiz PT Mulia Boga Raya Tbk.
Direktur Utama Garudafood Putra Putri Hardianto Atmadja mengatakan bahwa pihaknya siap melakukan beberapa potensi sinergi bisnis dengan PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU) pasca akuisisi dalam beberapa bidang.
“Pertama, Garudafood akan membantu mengembangkan distribusi produk KEJU secara domestik maupun mancanegara dan membantu KEJU mendapatkan akses distribusi untuk dikembangkan lebih lanjut,” ujar Hardianto saat paparan publik secara daring, Selasa (27/10/2020).
Hal itu akan dilakukan dengan sinergi bersama anak usaha emiten berkode saham GOOD lainnya di bidang distribusi produk, PT Sinar Niaga Sejahtera (SNS).
Selain itu, Hardianto juga menjelaskan bahwa perseroan akan melakukan sinergi dengan KEJU dalam hal pengembangan produk melalui divisi Research and Development, strategi marketing, hingga sinergi supply chain end to end.
Adapun, Hardianto menegaskan bahwa perseroan berkomitmen untuk tetap melanjutkan statis Mulia Boga Raya sebagai perusahaan publik dan dikelola secara independen.
Baca Juga
Untuk diketahui, Garudafood telah merampungkan telah mengambil alih 825 juta saham atau 55 persen saham Mulia Boga Raya dengan harga Rp1.156 per saham atau senilai Rp953,7 miliar pada 14 Oktober 2020.
Hardianto menjelaskan, tujuan atas aksi korporasi tersebut untuk melakukan sinergi bisnis dan strategi komplementer untuk pengembangan bisnis Garudafood hingga meningkatkan penjualan dan laba perseroan ke depan.
Akuisisi juga diyakini dapat memperkuat lini bisnis dan portofolio varian produk dairy perseroan. Menurut Hardianto, akuisisi dapat menambah kekuatan brand Garudafood mengingat Mulia Boga Raya memiliki dua merk yaitu Prochiz dan TOP Chiz, dimana pangsa pasar Prochiz merupakan terbesar kedua di Indonesia.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Garudafood Putra Putri Paulus Tedjosutikno mengatakan bahwa akuisisi KEJU dapat membuat kinerja keuangan perseroan secara konsolidasi semakin solid.
Dia menggambarkan, jika berkaca pada kinerja keuangan pada semester I/2020 perseroan membukukan topline sebesar Rp3,95 triliun, sedangkan KEJU membukukan sekitar Rp400 miliar dalam periode yang sama.
Dengan demikian, kontribusi KEJU terhadap kinerja keuangan topline perseroan keseluruhan berpotensi sebesar 10-12 persen.
Sementara itu, berdasarkan laba bersih, perseroan membukukan sebesar Rp115 miliar, sedangkan KEJU kurang lebih Rp57 miliar atau setengah dari pencapaian bottom line kinerja perseroan pada semester I/2020.
“Dari apa yang dicatatkan, ke depan dengan segala upaya yang akan kami lakukan bersama Mulia Boga Raya dan potensi sinergi di mana kedua perusahaan bisa saling menaikkan kinerjanya, kami optimistis kontribusi KEJU bisa sangat signifikan terhadap kinerja perseroan,” papar Paulus.
Dia menjelaskan laporan keuangan hasil akuisisi KEJU terhadap kinerja perseroan secara konsolidasi baru akan terlihat pada tahun depan, mengingat akuisisi baru dilakukan pada akhir tahun ini.