Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham Amerika Serikat dibuka menguat seiring dengan kinerja keuangan perusahaan yang menggembirakan.
Baca Juga
Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (23/10/2020), indeks S&P 500 dibuka dengan kenaikan 0,5 persen hingga pukul 09.31 waktu New York, Amerika Serikat (AS).
Kenaikan tersebut ditopang oleh hasil laporan keuangan perusahaan terdaftar yang baik. Sebanyak 84 persen dari 135 perusahaan yang telah merilis laporan keuangan mencatatkan hasil di atas ekspektasi sebelumnya.
Saham perusahaan farmasi Gilead Sciences Inc melesat setelah terapi antivirusnya menjadi obat pertama yang disahkan untuk mengobati Covid-19. Sementara itu, perusahaan pembuat chip komputer, Intel Corp, terkoreksi setelah penurunan penjualan pusat data.
Sebelumnya, saham di Eropa mengalami penguatan yang ditopang oleh kenaikan di sejumlah sektor. Saham perusahaan pembuat mobil asal Jerman, Daimler AG, melesat setelah manajemen meningkatkan outlook penerimaan akhir tahun.
Sektor perbankan juga menjadi penopang kenaikan pasar Benua Biru setelah Barclays Plc melaporkan kinerja keuangan yang positif. Di sisi lain, perusahaan produsen elevator asal Swiss, Schindler Holding AG, juga meroket usai menaikkan perkiraan pendapatan akhir tahunnya.
Perhatian investor juga masih terpaku pada perkembangan stimulus AS. Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengisyaratkan optimismenya akan ada kesepakatan dengan pemerintah terkait stimulus perekonomian.
Namun, rencana tersebut kemungkinan akan mendapat tentangan dari para anggota Senat AS dari Partai Republik. Hal ini membuat potensi disahkannya paket stimulus sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 3 November 2020 makin kecil.
Hal tersebut membuat para pelaku pasar mengalihkan perhatiannya ke sentimen perubahan opini pascadebat Pilpres AS.
"Fokus pasar saat ini mulai mengarah ke derisking. Ada beragam kemungkinan hasil Pilpres AS yang berpotensi menimbulkan perubahan sentimen dan dinamika di pasar saham," jelas Market Strategist Saxo Capital Markets Eleanor Creagh.
Dalam debat presiden AS, kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyalahkan petahana Donald Trump atas kematian lebih dari 220.000 jiwa warga AS akibat pandemi virus corona. Meski demikian, pernyataan tersebut tidak menimbulkan dampak signifikan terhadap pergerakan pasar.